Lihat ke Halaman Asli

Strategi Indonesia Menghadapi MIT

Diperbarui: 20 Juni 2015   02:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semarang, 21 Juni 2014.

Strategi Indonesia Menghadapi MIT menjadi topik utama dalam pikiran saya. baik topik untuk skripsi maupun topik atas karya tulis yang pernah menjadi juara 4 di Universitas Airlangga.

Ada apa dengan Indonesia saat ini?

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, Indonesia berhasil masuk ke dalam kategori Lower Middle Income Countries sejak tahun 1980-an. Terlena dengan capaiannya, saat ini (tahun 2014, kira-kira 24 tahun) Indonesia terancam stagnan dan tidak mampu naik kelas menjadi High Income Countries menyusul China dan Korea Selatan. Kondisi stagnan atau turun kelas disebut dengan jebakan kelas menengah atau Middle Income Trap.

Apakah MIT sebuah ancaman?

Asian Development Bank menjelaskan MIT bukan merupakan sebuah ancaman, namun hanya-lah sebuah fenomena yang terjadi pada suatu negara yang tidak dapat bersaing dengan negara yang memiliki produktivitas dan inovasi yang tinggi. Selanjutnya, negara akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang melambat dan susah untuk bergerak kembali meningkatkan pendapatan per kapita nya. berdasarkan penelitian yang dilakukan IMF, Indonesia berpotensi masuk ke dalam MIT dikarenakan infrastruktur yang buruk.

Pemerintah Indonesia hingga saat ini telah memberikan beberapa poin strategis guna menghindarkan Indonesia dari MIT dalam jangka panjang. Poin strategis tersebut diantaranya stabilisasi perekonomian dalam jangka pendek dan transformasi struktural dalam jangka panjang.

Stabilisasi perekonomian sendiri memiliki faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya baik dari sisi internal maupun eksternal. salah satunya adalah perekonomian global. sedangkan dalam jangka panjang, pemerintah meningkatkan peran sektor manufaktur dalam meningkatkan daya saing produk Indonesia. Hal ini juga mendukung persiapan Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean,

Berbeda dengan pemerintah, Reksa, mahasiswa UI memberikan rekomendasi berbeda dalam penelitiannya yang diajukan dalam lomba karya tulis di Universitas Airlangga beberapa hari yang lalu. Reksa merekomendasikan sektor pertanian guna meningkatkan pendapatan per kapita.  melalui realokasi subsidi BBM ke sektor pertanian sebesar 50%, Indonesia akan mampu lolos dari MIT.

Sedangkan Faiq, tim dari Undip merekomendasikan beberapa hal penting melalui kebijakan fiskal, khususnya melalui penerimaan pajak, pengeluaran pembangunan dan utang luar negeri. Melalui pengeluaran pembangunan yang didukung oleh penerimaan pajak dan utang luar negeri, Indonesia mampu meningkatkan pendapatan nasionalnya. Asumsi yang ia gunakan adalah penduduk yang dapat dikendalikan, hal ini sesuai dengan konsep pendapatan per kapita. Faiq juga menjelaskan pengeluaran pembangunan seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Sumber Daya Manusia Indonesia Rendah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline