Lihat ke Halaman Asli

Refleksi Pribadi dari Ramainya Artikel di Kolom Humaniora Kompasiana

Diperbarui: 5 Februari 2017   14:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menulis adalah salah satu kegiatan yang dapat membangun wawasan berpikir manusia. Orang yang senang menulis juga seharusnya menyenangi kegiatan membaca. Sebab menulis tanpa membaca akan membuat manusia hanya melihat kehidupan dari sudut pandang pribadi. Kompasiana sebagai salah satu wadah bagi para penulis untuk memberikan informasi, menuangkan ide atau opini dan berpendapat lewat tulisan telah menjadi sebuah wadah yang baik bagi masyarakat Indonesia. 

Dari kompasiana, kita semua bisa menulis serta membaca berbagai macam tulisan dan juga berbagai macam pikiran. Di dalam rubrik Kompasiana, terdapat 19 rubrik di mana dalam rubrik-rubrik itu para penulis dan pembaca bisa melihat berbagai tulisan dari berbagai bidang seperti ekonomi, politik, media dan sebagainya. Salah satu atau bisa saya katakan satu-satunya rubrik yang paling populer adalah rubrik Humaniora. Salah satu tanda kepopuleran dari rubrik Humaniora bisa dilihat dari jumlah tulisan rubrik ini setiap hari. 

Dari pengamatan singkat saya setidaknya pada tanggal 4 Februari 2017 jumlah tulisan di rubrik Humaniora sekitar 50 artikel (silakan dikoreksi jika saya keliru). Jumlah ini sangat berbeda dengan rubrik lainnya di Kompasiana. Secara pribadi, saya mendapat banyak sekali manfaat dari para penulis di Kompasiana secara keseluruhan dan juga mendapat banyak sekali cara berpikir seseorang dari tulisannya. Tentu saja hal tersebut menambah wawasan berpikir, memberikan diri saya sebuah ilmu pengetahuan dan ilmu kehidupan yang baru dan baik. 

Terdorong dari banyaknya manfaat yang saya dapatkan, saya berusaha mencoba untuk memberikan sebuah refleksi pribadi dari populernya jumlah tulisan di kolom humaniora. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, humaniora adalah ilmu-ilmu pengetahuan yang dianggap bertujuan membuat manusia lebih manusiawi atau lebih berbudaya. Dalam humaniora terdapat berbagai kategori antara lain filsafat, theologi, hukum dan sejarah. Bila dikaitkan dengan definisi humaniora di atas, maka kolom atau rubrik humaniora di Kompasiana adalah sebuah rubrik yang memuat tulisan yang bertujuan membuat manusia lebih manusiawi atau lebih berbudaya. Setidaknya ada 2 refleksi pribadi yang bisa saya tulis saat ini.

 Pertama, populernya artikel do kolom humaniora memberikan bukti bagi kita bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan kemanusiaan adalah sesuatu yang menarik untuk dilihat dan akan terus berkembang. Perkembangan dunia yang pesat saat ini sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh perkembangan kemanusiaan. Perkembangan kemanusiaan juga tidak bisa lepas dari situasi yang dialami manusia dan interaksi sesama manusia. Artinya kemanusiaan adalah sesuatu yang dinamis. 

Kedinamisan manusia itu menuntut manusia untuk bersikap dengan baik menurut pendapatnya. Alhasil, manusia pasti memiliki pendapat dan pemikiran yang berbeda. Untuk itu, diperlukan penuntun bagi manusia yang bisa menjadi arah dan pedoman bagaimana dia berpikir dan bertindak. Saya beri sebuah contoh, kita sebagai warga Indonesia sadar bahwa dasar negara kita adalah Pancasila yang menerima perbedaan yang ada. Kita sadar bahwa sejak Indonesia merdeka dasar ini telah kita akui bersama. 

Namun dalam perkembangan zaman, di mana sebagian orang Indonesia terpengaruh oleh gerakan yang radikal dan dengan dimulainya masa keterbukaan, maka ada sebagian yang ingin agar dasar negara kita diubah. Sebagian besar rakyat Indonesia pasti merasa "aneh" dengan keinginan tersebut. Namun bagi mereka yang menginginkannya, usaha tersebut adalah hal yang wajar. Di sini kita melihat bahwa kemanusiaan itu bersifat dinamis. 

Mulailah muncul beberapa tulisan yang pro dan kontra di kolom humaniora mengenai dasar negara kita. Kedua, populernya kolom humaniora mendorong kita untuk kembali belajar tentang ilmu kehidupan dan perbedaan yang kita miliki. Manusia bisa saja merasa diri benar akan pendapatnya. Namun dia tidak bisa memungkiri bahwa belum tentu pendapat yang dirasa benar adalah yang paling cocok untuk diterapkan. Untuk itulah, kita perlu belajar ilmu tentang kehidupan manusia di dunia. Kehidupan di masa postmodern sekarang membuat manusia tidak mudah lagi untuk menentukan "ini yang benar dan itu yang salah". Untuk itu tidak semua masalah bisa diselesaikan dengan "membenarkan itu atau menyalahkan itu". Dalam kolom humaniora kita bisa belajar tentang semua hal itu. 

Inilah 2 refleksi yang coba saya tulis. Mohon maaf jika ada yang keliru sebab saya sendiri berusaha menjadi orang yang dinamis dan belajar terus berkembang. Sejatinya, manusia adalah makhluk yang berdosa. Manusia tidak memiliki kekuatan dalam dirinya untuk membenarkan diri di hadapan pencipta. Manusia perlu terus belajar bahwa kita berbeda dan ada banyak ilmu hidup yang bisa kita pakai untuk kedamaian. Terima kasih Kompasiana telah menyediakan itu bagi kami.

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline