Lihat ke Halaman Asli

Aris Heru Utomo

TERVERIFIKASI

Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Bukan Panjat Sosial melainkan Panjat Tebing yang Duluan Sumbang Emas

Diperbarui: 9 Agustus 2024   07:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Veddriq Leonardo, sumber gambar: Kompas.com

Akhirnya atlit panjat tebing Indonesia, Veddriq Leonardo meraih medali emas, mengalahkan atlit China (RRT) Wu Peng di final panjat cepat di Le Bourget Sport climbing Venue. Veddriq menempuh waktu 4.75 detik dan Wu Peng 4.77 detik, Kamis (8/8/2024) sore WIB. Catatan waktu Veddriq sekaligus menjadi rekor olimpiade baru.

Ini adalah medali emas pertama yang didapat kontingen Indonesia di Olimpiade Paris 2024 dan medali kedua, setelah medali perunggu yang direbut Gregoria Mariska Tunjung.

Tak ayal bendera merah putih berkibar dan lagu Indonesia Raya pun diperdengarkan di Olimpiade Paris. 

Keberhasilan atlit panjat tebing kelahira 11 Maret 1997 ini tentu saja membanggakan. Bukan saja karena menjadi medali emas pertama bagi tim Olimpiade Indonesia di Paris, tetapi juga menghapus kekhawatiran bahwa Veddriq akan gagal karena beban mental akibat tayangan video dirinya yang viral lewat pesan berantai di Whatsapp group di hari-hari pertama Olimpiade 2024.

Dalam video tersebut, Veddriq tampak memenangkan sebuah pertandingan dan meraih medali emas. Video yang beredar di masyarakat lewat pesan berantai di group whatsapp tersebut banyak disalahartikan. Karena diberi narasi "Medali emas Pertama Indonesia di Olimpiade Paris" banyak yang kemudian mengira, video tersebut menunjukkan Veddriq meraih medali emas di Olimpiade 2024 Paris.

Padahal video tersebut merupakan potongan aksi Veddriq Leonardo saat mengikuti Olympic Qualifier Series Shanghai 2024 beberapa bulan lalu. Dalam video tersebut, Veddriq beradu di laga final melawan wakil China, Wu Peng. Veddriq menyelesaikan laga dan keluar sebagai juara dengan catatan waktu 4,83 detik atau 0,05 detik lebih cepat dibanding Wu Peng yang menorehkan catatan waktu 4,88 detik. Atas capaiannya saat itu, Veddriq pun dinyatakan berhak atas emas.

Tidak jelas siapa yang mula-mula memviralkan video tersebut dan apa alasannya. Tapi yang jelas, tayangan tersebut bisa merusak konsentarasi atlit, dalam hal ini Veddriq. Seperti halnya cabang olahraga lainnya yang memerlukan kecepatan dan kekuatan, maka selain kemampuan fisik, teknis dan pengalaman, yang dibutuhkan adalah konsentrasi penuh agar dapat mengalahkan lawan-lawannya. Karenanya, ketika pertandingan belum dimulai dan muncul tayangan seolah sudah menjadi juara, maka tayangan tersebut bisa merusak konsentrasi atlit.

Beruntung lah pengalaman dan mental Veddriq teruji. Dia bisa mengalahkan lawan yang sama di final Olympic Qualifier Series Shanghai 2024 yaitu Wu Peng dengan selisih waktu 1 detik saja. Satu detik yang sangat berharga. Kemenangan yang membuat kita bangga dan terharu di tengah persaingan yang semakin ketat.

Kebanggaan semakin bertambah dengan raihan medali emas kedua dari Rizki Juniansyah yang berhasil menyabet medali emas Olimpiade 2024 dari cabang angkat besi pada nomor 73 kg di Paris Expo Porte de Versailles, Jumat (9/8/2024) dini hari WIB. Dia berhasil dan memastikan medali emas untuk Indonesia dengan total angkatan 354 kg dan sekaligus mencatatkan rekor angkatan di Olimpiade pada nomor 73 kg.

Selamat kepada Veddriq Leonardo, Rizki Juniansyah dan Greogria Mariska Tunjung serta tim Olimpiade Indonesia atas raihan medalinya. Semoga kemenangan mereka tidak diikuti dengan aksi panjat sosial atau pansos dari para pejabat dan selebrities Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline