Lihat ke Halaman Asli

Aris Heru Utomo

TERVERIFIKASI

Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Pemimpin tidak boleh Menafikkan Ketaatan kepada Allah SWT

Diperbarui: 12 Juli 2024   19:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jumatan di Tawau, Sabah, Malaysia, sumber gambar: Dokpri Aris Heru Utomo

Jumat, 12 Juli 2024 menjadi Jumat pertama saya di Tawau, Sabah, Malaysia. Hari ini saya melaksanakan sholat Jumat di Masjid Al-Kauthar, sebuah Masjid Besar di Tawau.  Letaknya bersebelahan dengan kawasan pesisir laut.

Kata Paman Google.  Masjid Al-Kauthar dibangun dengan biaya sebesar RM 31,5 juta dan diresmikan oleh Yang di-Pertuan Agong ketika itu yakni Tuanku Syed Sirajuddin Tuanku Syed Putra Jamalullail pada 13 Agustus 2004.

Pada sholat Jumat kali ini, bertindak sebagai Kharib dan Imam adalah Al Fadhil Ustad Syarifudin Sabri. Khatib menyampaikan khotbah berjudul akidah lebih mahal dari gelar.

Jujur, saya agak bingung menafsirkan tema khotbah "akidah lebih mahal dari gelar". Karena dalam khotbahnya, Ustad Sabri menguraikan mengenai ancaman yang muncul terhadap Islam dan bila tidak dicermati dengan baik dapat memunculkan salah pengertian.

Menurut Khotib, Islam adalah agama yang memiliki ajaran yang lengkap tentang iman, syariat dan akhlak. Namun dalam perkembangannya, Islam dihadapkan pada ideologi-ideologi yang ada pada saat ini. Khotib menyebutkan ideologi tersebut adalah nasionalisme, sekularisme, liberalisme dan kapitalisme yang menurutnya tidak sejalan dengan ajaran Islam.

Sekularisme menolak paham keagamaan dalam kehidupan manusia. Liberalisme mengajarkan kebebasan dalam beragama. Pluralisme mengajarkan keberagaman agama dan sebagainya.

Karena itu Khotib mengingatkan agar umat Muslim berhati-hati dalam memahami suatu ideologi agar jangan sampai keliru. Muslim hendaknya merujuk pada Al Quran dalam memecahkan suatu permasalahan dan tidak boleh siapa pun menafsirkannya dengan bebas. Umat Muslim mesti mendengarkan apa yang dikatakan para ulama. Di Sabah misalnya, umat Muslim dapat mendengarkan apa yang disampaikan Majelis Ulama Sabah.

Di akhir khotbahnya, Khotib mengingatkan agar seorang pemimpin tidak menafikkan ketaatan kepada Allah SWT. Karena musuh-musuh Islam ingin menguburkan ajaran Islam dan memunculkan individu-individu yang sesat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline