Lihat ke Halaman Asli

Aris Heru Utomo

TERVERIFIKASI

Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Tidak Sekadar Hafal Hari Lahir Pancasila

Diperbarui: 27 Mei 2024   09:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kegiatan di panggung genbira Kirab Pancasila, sumber gambar: Aris Heru Utomo

Menyebutkan tanggal kelahiran Pancasila bukan hal yang sulit. Namun, itu bagi mereka yang pernah belajar pendidikan Pancasila. Lain halnya bagi mereka, termasuk generasi muda, yang belum pernah belajar pendidikan Pancasila.

Ada yang menyebutkannya 2 Juli, ada pula yang menyebut 1 Juli tanpa menyebut tahun kelahiran. Hal ini mengemuka, salah satunya ketika Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menggelar panggung gembira di seputaran Bundaran Hotel Indonesia, Minggu, 26 Mei 2024. Panggung gembira digelar sebagai bagian dari kegiatan Kirab Pancasila yang diadakan BPIP berbarengan dengan kegiatan Hari Bebas Kendaraan (Car Free Day) di sepanjangan Jalan Sudirman - MH Thamrin.

Saat itu pembawa acara mengundang 4 orang penonton untuk naik ke atas panggung gembira untuk diberikan cindera mata, namun sebelumnya harus dapat menjawab pertanyaan yang diberikan, salah satu pertanyaannya adalah "Tanggal berapa hari lahirnya Pancasila?".

Peserta pertama, seorang ibu yang mengaku berasal dari sebuah provinsi di Kalimantan menjawab bahwa hari lahir Pancasila adalah 2 Juli (tanpa tahun kelahiran). Dengan berkelakar, sang pembawa acara mengomentari jawaban si ibu "Lho kok ibu tahu tanggal kelahiran Bang Ma'i (nama pembawa acara yang lain)?".

Peserta kedua dan ketiga adalah dua orang anak sekolah dasar, menjawab bahwa hari lahir Pancasila adalah 2 Juni dan 2 Juli (lagi-lagi tanpa menyebut tahun kelahiran). Kali ini (juga) dengan berkelakar si pembawa acara berkomentar "waduh emaknya udah bela-belain duduk di tepi panggung, jawabannya ternyata masih salah".

Setelah peserta pertama hingga ketiga gagal memberikan yang tepat, barulah peserta ke empat, seorang anak sekolah dasar, dapat menjawab pertanyaan dengan agak tepat yaitu 1 Juni. Kenapa saya tulis agak tepat? Karena lagi-lagi tanpa menyebutkan tahun kelahiran.

Si pembawa acara membenarkan jawaban si anak karena mungkin tidak mau repot-repot mengejar dengan memberikan tambahan pertanyaan tentang tahun kelahiran Pancasila. Toh pertanyaan yang diajukan bukan pertanyaan ujian sekolah, hanya sekedar pertanyaan yang diajukan untuk memberikan pengetahuan tentang Pancasila kepada warga yang hadir menyaksikan acara panggung gembira, misalnya mengenai pelafalan sila-sila Pancasila dan hari kelahirannya.

Berangkat dari kejadian seperti di atas, saya memandang perlunya untuk tetap mempertahankan mata pelajaran Pendidikan Pancasia, setidaknya agar para siswa generasi muda lancar mengucapkan Pancasila dan mengetahui sejarah kelahirannya.

Oleh karena itu, langkah Pemerintah melalui Keputusan Presiden Nomor 24 tahun 2016 yang menetapkan tanggal 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila dan diperingati setiap tahunnya sebagai sebuah langkah yang tepat.

Dalam pertimbangan Keppres 24/2016 tersebut disebutkan bahwa Pancasila sebagai dasar dan ideologi Negara Republik Indonesia harus diketahui asal usulnya oleh bangsa Indonesia dari waktu ke waktu dan dari generasi ke generasi, sehingga kelestarian dan kelanggengan Pancasila senantiasa diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Ditetapkannya 1 Juni 1945 sebagai tanggal kelahiran Pancasila tidak terlepas dari fakta sejarah bahwa pada tanggal tersebut untuk pertama kalinya Pancasila sebagai dasar
negara diperkenalkan oleh Ir. Sukarno, Anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) di depan sidang BPUPK pada tanggal 1 Juni 1945.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline