Lihat ke Halaman Asli

Aris Heru Utomo

TERVERIFIKASI

Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Joko Pinurbo dan Puisi Celana Ibu

Diperbarui: 27 April 2024   23:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alm Joko Pinurbo dan puisinya, Input sumber gambar: WAG

Saya bersyukur karena berkat kehadiran Tiktok bisa mengenal sosok-sosok seperti Fahruddin Faiz dengan paparan filsafat-filsafatnya yang mudah dipahami ataupun penyair Zawawi Imron dan Joko Pinurbo dengan puisi-puisinya yang mengasyikan. Sosok ketiga orang ini kerap melintas di timeline saya.

Selain Zawawi Imron yang sudah berjumpa langsung dan beberapa kali menyapa dan berkomunikasi lewat whatsapp, saya belum sempat berjumpa Fahruddin Faiz dan Joko Pinurbo hingga akhirnya pagi ini mendengar kabar mengenai wafatnya penyair Joko Pinurbo yang kerap dipanggil Jokpin.

Jokpin yang lahir 11 Mei 1962 itu mengembuskan napas terakhir di usia 61 tahun di RS Panti Rapih, Yogyakarta. Setelah sebelumnya sempat dirawat.

Di beberapa WAG saya, berita kepergiannya beredar luas bahkan diikuti dengan diskusi ringan yang membahas puisi-puisi almarhum.

Salah seorang teman saya, Budiman Hakim menulis di WAG sebagai berikut "Salah seorang penyair terkenal Indonesia meninggal dunia. Namanya Joko Pinurbo atau biasa dipanggil dengan Jokpin. Dia adalah seorang penulis puisi alumni Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan memiliki banyak karya yang terkenal, seperti Kamus Kecil, Anak Seorang Perempuan dan Pacar Kecilku."

Budiman kemudian menambahkan informasi tentang Jokpin  "Sebagai seorang sastrawan, Jokpin telah meraih berbagai penghargaan seperti Penghargaan Buku Puisi Dewan Kesenian Jakarta (2001), Hadiah Sastra Lontar (2001), Tokoh Sastra Pilihan Tempo (2001, 2012), Penghargaan Sastra Badan Bahasa (2002, 2014), Kusala Sastra Khatulistiwa (2005, 2015), dan South East Asian (SEA) Write Award (2014). Karya2nya juga telah diterjemahkan ke banyak bahasa antara lain, Inggris Jerman, Rusia dan Mandarin."

Sebagai seorang yang tidak mengenal Jokpin, saya tidak tahu kalau ia ternyata pernah menulis puisi tentang hari Paskah dengan narasi yang nyeleneh. Saya baru tahu ketika teman saya tersebut menulis "Sebagai seorang Katolik, dia juga menulis puisi tentang hari Paskah. Karena dia seorang penyair mbeling, puisinya terkesan nakal dan cenderung kontroversial. Akibatnya banyak yang menghujat dia gara-gara puisi yang berjudul 'CELANA IBU' itu."

Berikut adalah puisinya.

Maria sangat sedih
menyaksikan anaknya
mati di kayu salib tanpa celana
dan hanya berbalutkan sobekan jubah
yang berlumuran darah.

Ketika tiga hari kemudian
Yesus bangkit dari mati,
pagi-pagi sekali Maria datang
ke kubur anaknya itu, membawa
celana yang dijahitnya sendiri
dan meminta Yesus mencobanya.

"Paskah?" tanya Maria.
"Pas!" jawab Yesus gembira.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline