Lihat ke Halaman Asli

Aris Heru Utomo

TERVERIFIKASI

Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Mau Melihat Orang Islam? Lihatlah di Hari Raya Idul Fitri

Diperbarui: 11 April 2024   10:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi siap sub berjamaah, sumber gambar: Kompas.com

Umat muslim baru saja menyelesaikan ibadah puasa di bulan Ramadan, disambung dengan melaksanakan shalat sunnah berjamah dua rakaat di hari raya Idul Fitri. Sejak pagi umat Muslim sudah berbondong-bondong mendatangi masjid atau tanah lapang yang dijadikan tempat pelaksanaan sholat sunnah berjamaah dua rakaat.

Mereka melaksanakan shalat sunnah berjamaah dua rakaat, seolah tidak ingin ketinggalan momen penting dalam pelaksanaan ibadah di awal bulan Syawal.

Keadaan ini berbeda 180 derajat dengan pelaksanaan shalat Subuh berjamaah yang dapat dikatakan sepi, hanya diikuti Beberapa orang paling banyak diikuti 1 baris saja. Kondisi ini mengingatkan saya akan perkataan Buya Hamka, seorang ulama dan sastrawan besar, yang termashyur dengan karya padat nilai dan kutipan-kutipan bijaknya kerap dijadikan nasihat kehidupan, inspirasi dan motivasi Islami.

Kata Buya Hamka "Jika ingin melihat orang islam maka lihatlah ketika hari raya idul fitri, itulah orang islam. Tetapi jika mau melihat orang beriman maka datanglah ke masjid ketika shalat subuh".

Apa yang disampaikan Buya Hamka tersebut sangat benar adanya. Bahwa jumlah umat Muslim sangat banyak tidak dapat disangsikan lagi. Mengacu pada data Kementerian Agama, jumlah umat Muslim Indonesia adalah sekitar 87,2% atau 229,62 juta jiwa. Dengan jumlah tersebut, umat muslim Indonesia menyumbang sekitar 13,1% dari seluruh umat muslim di dunia.

Namun bila dikatakan sebagai orang beriman yaitu orang yang akidahnya lurus dan selamat, terbebas dari segala perilaku syirik dan khurafat, maka jumlahnya dapat dipastikan sangatlah sedikit, seperti sedikitnya jamaah shalat Subuh di masjid

Padahal seperti dikatakan Syeikh 'Imad 'Ali 'Abdus-Sami' Husain dalam bukunya Keajaiban Shalat Subuh, Menguak Misteri Kemuliaan dalam Shalat Subuh, "orang yang mengaku beriman, tidak perlu sulit mengetahui kadar keimanannya, cukup mengukurnya dengan shalat Subuh.".

Syeikh 'Imad kemudian mengutip sebuah hadis Rasulullah SAW yang artinya, ''Batas antara kita dengan orang-orang munafik adalah menghadiri shalat Isya dan Subuh, sebab orang-orang munafik tidak sanggup menghadiri kedua shalat tersebut.''

Mengapa orang-orang banyak yang tidak mampu melaksanakan shalat Isya dan Subuh?

Alasannya sederhana saja yaitu lemahnya komitmen untuk beribadah. Saat shalat Isya, mereka beralasan sedang di dalam perjalanan menuju rumah dan setibanya di rumah merasa kecapekan sehingga langsung tertidur. Sementara saat shalat Subuh, mereka masih tertidur dan terbangun ketika matahari sudah tinggi.

Padahal seandainya saja mereka mengetahui banyak keberkahan yang terkandung dalam shalat Isya dan Subuh, maka mereka akan menyesalinya.  Seperti disebutkan dalam HR. Tarmidzi, Ab Daud,  Ahmad dan Ibnu Majah, secara khusus Rasulullah SAW pernah berdoa "Ya Allah, berkahilah umatku selama mereka senang bangun subuh ".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline