Lihat ke Halaman Asli

Aris Heru Utomo

TERVERIFIKASI

Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Jangan Sembarangan Berburu Promo Ramadan, Perhatikan Etika

Diperbarui: 23 Maret 2024   13:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buka Puasa Bersama di Restoran, sumber gambar: Aris Heru Utomo

Menurut sebuah hasil penelitian, terdapat tiga hal yang membuat orang suka berkumpul, yaitu makan gratis, groufie (group selfie), dan promo. Khusus yang terakhir yaitu promo dapat dilihat dari aktivitas keramaian bulan Ramadan sekarang ini, seperti buka puasa bersama (bukber) di restoran-restoran, belanja di pusat-pusat perbelanjangan ataupun aplikasi belanja online. Tidak sedikit pengunjung yang datang karena tertarik dengan Promo yang dilakukan para pelaku usaha.  

Pemandangan berburu promo Ramadan, saya saksikan sendiri ketika menghadiri kegiatan berbuka puasa bersama di sebuah hotel di kawasan Jalan Kebon Sirih Jakarta, Rabu (20/03/2024). Restoran di hotel tersebut penuh oleh pelanggan yang duduk menyantap hidangan buka puasa bersama.

Selain tamu yang menginap atau sedang mengadakan kegiatan di hotel tersebut, ternyata banyak pula pengunjung umum yang datang ke restoran setelah melihat iklam promo paket bukber dengan harga diskon yang ditawarkan restoran tersebut bekerjasama dengan sebuah bank.

Restoran yang saya kunjungi tersebut hanyalah satu dari sekian banyak tempat yang menawarkan promo di bulan Ramadan. Promo dilakukan oleh para pelaku usaha untuk mendorong minat beli konsumen, di tengah naiknya harga-harga barang, meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk merayakan Lebaran dan tingkat produksi yang cenderung menurun karena bulan puasa serta banyaknya hari libur.

Dengan adanya promo, masyarakat dapat membeli suatu produk dengan harga khusus. Sedangkan bagi para pelaku usaha, program promo dimanfaatkan untuk memastikan angka penjualan tidak anjlok di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu.

Memperhatikan maraknya program promo di momen-momen tertentu seperti Ramadan dan Lebaran, penulis melihat bahwa tidak sedikit konsumen yang tergiur dengan promo yang dilakukan oleh pelaku usaha.

Terdapat cukup alasan yang menyebabkan sebagian konsumen tertarik untuk berburu promo, terutama di bulan Ramadan, seperti adanya perasaan puas dan senang tersendiri ketika berhasil menemukan penawaran terbaik. Saat berhasil berburu diskon, rasanya seperti mendapatkan hadiah atau meraih kemenangan kecil dalam kegiatan berbelanja.

Alasan berikutnya adalah, dengan berburu promo secara aktif, seseorang dapat menghemat lebih banyak dan bisa disimpan atau digunakan untuk membeli barang-barang yang mungkin sudah lama masuk dalam wishlist.

Semua alasan di atas pada dasarnya boleh-boleh saja. Namun kiranya patut dipertimbangkan etika (aturan, norma, kaidah, ataupun tata cara yang biasa digunakan sebagai pedoman atau asas suatu individu dalam melakukan perbuatan dan tingkah laku) dalam berburu promo Ramadan. Pertama, ikuti aturan main dalam mengikuti promo, misalnya batasan jumlah produk yang dapat dibeli. 

Berburu promo Ramadan bukan sekedar ikut-ikutan tetapi membeli produk yang memang dibutuhkan. Kedua, patuhi perencanaan keuangan masing-masing yang sudah disusun sebelumnya. 

Meskipun promo pada dasarnya memberikan diskon belanja dalam jumlah tertentu, bahkan sampai 50 persen, namun harus diingat bahwa membeli suatu produk promo bukan berarti tidak membayar alias gratis, tetap ada dana yang tetap harus dikeluarkan. Oleh karena itu, apabila pengeluaran anggaran tidak terkontrol dengan baik maka bisa merusak perencanaan keuangan yang disusun sebelumnya.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline