Kemarin siang kantor Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menerima kunjungan tamu istimewa seorang anak berusia 14 tahun bernama Gabriel Fabianus Silvianus Edoway atau biasa dipanggil Gabrilel. Ia yang berasal dari Papua adalah Duta Uni Papua Football Community, sebuah organisasi sosial yang fokus pada pengembangan karakter dan nilai-nilai kemanusiaan untuk mendapatkan perubahan sosial yang layak lewat sepak bola serta memperkenalkan Indonesia ke seluruh dunia. Meski memusatkan kegiatan pembinaan karakter melalui sepak bola di Indonesia Timur, Uni Papua juga memiliki perwakilan di berbagai wilayah Indonesia.
Di kanal Youtube, video Gabriel yang berbicara tentang pentingnya untuk belajar saling menghargai (respek) antara sesama teman maupun lawan ketika sedang bertanding sepakbola menjadi viral. Dalam video berdurasi satu menit lima puluh detik yang diunggah pada 2016, ia menggambarkan bagaimana seharusnya sikap pemain bola baik profesional maupun yang masih belajar dalam setiap kali pertandingan.
"Jika seseorang sudah bisa menghargai orang lain maka nantinya orang lain dapat mengikuti untuk menghargai kita nantinya. Indonesia perlu dibentuk dari kita, bukan orang lain" tutur Gabriel dalam video tersebut.
Kedatangan Gabriel ke BPIP disambut hangat oleh seluruh jajaran pimpinan dan staf karena dipandang sangat tepat di tengah keprihatinan mulai lunturnya sikap saling menghargai di tengah masyarakat Indonesia. Apa yang dituturkan Gabriel dalam videonya bisa menjadi pelajaran bagi siapa saja. Karena untuk belajar saling menghargai antara satu dengan yang lain merupakan hal yang positif.
"Saya tinggal di Salatiga, Jawa Timur sejak sekitar empat tahun lalu. Tinggal disana bersama seorang anggota keluarga yang kuliah disana," ujarnya ketika ditanya seorang pimpinan BPIP
"O jadi tidak tinggal di Papua dan mendaftar sebagai anggota Uni Papua dari sana?," ujar si penanya mencoba memastikan
"Iya tidak. Saat ikut mendaftar sebagai anggota Uni Papua dari Semarang ketika sudah inggal di Salatiga. Ceritanya, sekitar empat tahun lalu, keluarga kami berkunjung ke Salatiga untuk mengunjungi saudara. Seusai kunjungan, saya merasa senang jika bisa tinggal disana, sehingga kemudian minta ijin untuk tinggal dan bersekolah di Salatiga. Ibu saya setuju dengan permintaan saya, syaratnya harus bisa sekolah dengan baik. Akhirnya saya pun numpang di rumah saudara dan bersekolah di kota tersebut sampai sekarang," papar Gabriel
"Beberapa waktu setelah tinggal di Salatiga, saya berteman dengan Denny. Dialah yang mengajak saya bergabung ke Uni Papua. Saya pun kemudian bergabung dan berkenalan dengan Pak Harry Widjaja, pendiri dan CEO Uni Papua." tambah Gabriel
"Saya senang bisa bergabung dengan Uni Papua, karena kegiatannya bukan cuma bermain sepak bola, tetapi juga membentuk karakter. Saya merasakan banyak sekali manfaat yang bisa didapat,' ujar Gabriel dengan penuh semangat
"Lho memangnya apa yang bisa didapat dengan bergabung ke Uni Papua," tanya yang lain
"Saya senang karena bisa belajar antara lain mengenai kerjasama dan disiplin" jawab Gabriel dengan cepat