Lihat ke Halaman Asli

Aris Heru Utomo

TERVERIFIKASI

Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

AMLO, Presiden Baru Meksiko yang Pernah Kalah Dua Kali

Diperbarui: 2 Desember 2018   06:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Andres Manuel Lopez Obrador / goto by Gettyimages

Apa rasanya kalah dua kali dalam pemilihan Presiden dan baru menang pada keikutsertaan ketiga? Kalau pertanyaan itu diajukan ke Andres Manuel Lopez Obrador atau biasa disingkat AMLO, maka mungkin ia akan menjawabnya dengan sederhana, "kekalahan adalah kemenangan yang tertunda". AMLO kalah dalam pilpres 2006 dan 2012, tapi akhirnya menang di 2018 dan akan dilantik hari ini 1 Desember 2018.

Mundur dari jabatan Walikota Mexico City pada tahun 2005 guna mencalonkan diri sebagai Presiden Meksiko pada 2006 mewakili Coaliton for the Good of All yang terdiri dari Partai Republik Demokratik (PRD), Partai Buruh dan Gerakan Rakyat.  AMLO yang saat itu menjadi anggota PRD adalah tokoh yang populer dan berpeluang sangat besar untuk terpilih sebagai Presiden. 

Apa daya, peerolehan suaranya hanya berada di urutan kedua dengan jumlah suara 35,31% dari total suara pemilih,  hanya kalah tipis 0,58% dari Presiden Meksiko terpilih saat itu. Kekalahan yang menyakitkan, selain sangat tipis juga diduga ada kecurangan. Tidak heran jika selama hampir tujuh bulan ia dan pendukungnya protes di Paseo Reforma (jalan MH Thamrinnya Mexico City) dan Zocalo (Centrumnya Mexico City).

Kalah di 2006, AMLO kembali maju untuk kedua kalinya sebagai calon presiden pada 2012 yang lagi-lagi mewakili koalisi PRD, Partai Buruh dan Gerakan Masyarakat. Kembali AMLO berada di urutan kedua dengan total jumlah suara 31,59%. Gagal pada pemilihan kedua, AMLO kemudian keluar dari PRD pada 2012 dan pada 2014 ia mendirikan National Regeneration Movement (MORENA) dan menjadi ketuanya hingga 2017.

Pantang menyerah, AMLO yang kelahiran 13 November 1953 (sekarang 65 tahun) kembali menyalonkan diri sebagai presiden untuk ketiga kalinya. Kali ini ia mewakili Koalisi Juntos Haremos Historis, koalisi yang terdiri dari partai sayap kiri Partai Buruh, partai sayap kanan Partai Perkumpulan Sosial dan MORENA. Kali ini ia menang telak dengan memperoleh total suara 53%.

Program-program kebijakannya yang dinilai kontoversial ternyata sangat disukai masyarakat Meksiko yang tidak puas dengan pencapaian presiden sekarang karena dinilai sarat korupsi, tingkat pembunuhan yang tinggi, angka kemiskinan penduduk yang mencapai 40%, dan pertumbuhan ekonomi yang mengecewakan.

Melihat program-program dan kebijakan yang ditawarkan AMLO, meski beberapa diantaranya dinilai kontroversial, masyarakat Meksiko melihat adanya peluang perbaikan bagi kehidupan mereka. 

Program dan kebijakan AMLO yang dinilai menarik perhatian antara lain peningkatan bantuan keuangan untuk pelajar dan orang tua, pengampunan bagi sebagian penjahat narkoba, akses terbuka untuk memasuki perguruan tinggi,  pembatalan pembangunan bandara baru di Mexico City (meski sudah mengeluarkan biaya sekitar 30%), melakukan refrendum mengenai reformasi bidang energi yang mengakhiri monopoli Pemex di industri perminyakan, stimulus di sektor pertanian, penundaan perundingan NAFTA hingga selesai pilpres, peningkatan dana sosial, dan memotong gaji dan fasilitas bagi politisi, dan melakukan desentralisasi pemerintahan eksekutif dengan memindahkan pemerintahan  pusat ke negara-negara bagian.

Dengan dilantiknya AMLO sebagai Presiden baru Meksiko pada hari ini, masyarakat Meksiko mulai menantikan dengan penuh harap bagaimana AMLO akan merealisasikan janji-janji kampanyenya. 

Beberapa kebijakan sudah mulai diinisiasi implementasinya seperti kebijakan menghentikan pembangunan bandara baru di Mexico City. Meski belum resmi menjabat, pada awal November ia sudah melakukan "referendum" terhadap warga di sekitar bandara guna mengetahui respon mereka. Hasilnya, meski dikritik karena metode referendumnya dipertanyakan dan tidak melibatkan responden yang lebih luas, masyarakat setuju penghentian pembangunan bandara baru. Oleh sebagian pengamat, referendum tersebut dinilai sebagai langkah cerdik untuk menekan Kongres agar menyetujui kebijakan AMLO.

Janji lain yang sudah pasti terlaksana adalh penghentian perundingan NAFTA. Dengan telah disepakatinya perjanjian Amerika Serikat-Meksiko-Kanada (TMEC), otomatis NAFTA pun berakhir sehingga tidak perlu lagi perundingan.

1 Desember 2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline