Lihat ke Halaman Asli

Aris Heru Utomo

TERVERIFIKASI

Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Diplomasi Panda Sejuta Dollar

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1329183147867160517

[caption id="attachment_170869" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]

Setelah menanti 39 tahun sejak tahun 1973, Kanada akhirnya mendapatkan pinjaman sepasang panda raksasa untuk ditempatkan di kebun binatang di Toronto dan Calgary, masing-masing selama 5 tahun. Kepastian itu didapat saat kunjungan PM Kanada Stephen Harper ke Beijing, Guangzhou dan Chongqing dari tanggal 8-11 Februari 2012. Selama 10 tahun masa peminjaman panda tersebut, Pemerintah Kanada mesti membayar sewa kepada Pemerintah RRT sebesar US$ 1 juta atau sekitar 9 milyar rupiah per tahun.

Kedua panda yang diberi nama ErShun (jantan) dari kebun binatang Chongqing dan Ji Li (betina) dari Chengdu Panda Research Base akan tiba di kebun binatang Toronto pada bulan Maret atau April tahun 2013. Setelah 5 tahun di Toronto, kedua panda tersebut akan dipindahkan ke kebun binatang Calgary pada tahun 2018. Setelah itu keduanya alan dikembalikan ke RRT.

[caption id="attachment_160986" align="aligncenter" width="553" caption="anak-anak panda sedang bermain di Chengdu Panda Research Base / foto oleh Aris Heru Utomo"]

13291782242001533555

[/caption]

Menyikapi persetujuan Pemerintah RRT untuk meminjamkan pandanya, PM Stepehen Harper menyatakan kegembiraannya dan menyambut hangat diplomasi panda yang dilakukan Pemerintah RRT. Menurut PM Harper peminjaman dua ekor panda selama 10 tahun tersebut memperlihatkan sikap persahabatan, komitmen dan optimise RRT untuk lebih mengembangkan persahabatan dan hubungan perdagangan kedua negara.Apa yang dikemukakan PM Harper bukanlah basa-basi, karena selama 4 hari kunjungan kerjanya diRRT, Pemerintah Kanada bukan hanya behasil mendapatkan pinjaman panda, tetapi juga berhasil menyepakati 21 paket dagang senilai US$ 3 milyar, salah satunya adalah persetujuan untuk mengekspor uranium Kanada ke RRT.

Karena itu Pemerintah Kanada sama sekali tidak mempersoalkan sewa yang dikenakan Pemerintah RRT dan dianggap sebagai bagian dari diplomasi panda. Apalagi biaya sewa panda sebesar US$ 1 juta tersebut diperkirakan akan tertutup oleh sponsor, penjualan merchandise, dan tambahan 1 juta lebih pengunjung yang ingin menyaksikan langsung hewan pemakan daun bambu tersebut di kebun binatang Toronto dan Calgary.

Menyinggung soal diplomasi panda yang dilakukan RRT, sebenanya diplomasi tersebut bukanlah yang pertama dilakukan. Diplomasi panda telah dilakukan sejak jaman Dinasti Tang pada ada abad ke-7 ketika Permaisuri Wu Zetian mengirimkan 2 ekor panda raksasa ke kaisar Jepang. Pengiriman panda dilakukan untuk memperlihatkan sikap bersahabat terhadap kekaisaran Jepang. Sebagai hewan yang hanya berada di RRT, Panda dipandang sebagai maskot yang mewakili sikap pesahabatan, keberuntungan dan perdamaian

Pemerintah RRT menghidupkan kembali diplomasi panda pada tahun 1950-an dengan mengirimkan 23 ekor panda ke 9 negara yang berbeda antara tahun 1958-1982. Salah satu peristiwa historik yang dikenal publik adalah pemberian 2 ekor panda bernama Hsing Hsing dan Ling Ling kepada Presiden AS Richard Nixon saat berkunjung ke Beijing pada tahun 1972.

Namun sejak tahun 1980-an, Pemerintah RRT menerapkan kebijakan untuk tidak memberikan panda sebagai hadiah. Pemerintah RRT lebih memilih untuk menyewakan panda-pandanya ke kebun binatag yang berminat dengan harga tertentu. Uang sewa yang didapat dapat digunakan untuk mengelola pengembangbiakan panda, baik di tempat konservasi sepertiPanda Reseach Base di Chengdu ataupun di alam bebas di wilayah pegunungan di Provinsi Sichuan.

Melihat keberhasilan praktik sewa panda yang diterapkan Pemerintah RRT, terus terang saya iri. Saya membayangkan praktik serupa bisa dilakukan Indonesia mengingat kita memiliki hewan khas yang tidak ada di tempat lain seperti orang utan, badak, atau komodo.Jika ada kebun binatang di luar negeri yang berminat untuk memamerkan hewan-hewan tersebut, Pemerintah Indonesia bisa menyewakannya. Uang sewa kemudian dimanfaatkan untuk mengelola habitat dan mengembangbiakkan hewan khas Indonesia tersebut secara lebih baik dan profesional serta mengurangi beban anggaran pemeliharaan dari Pemerintah Pusat dan Daerah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline