Lihat ke Halaman Asli

Aris Heru Utomo

TERVERIFIKASI

Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Dr. Sun Yat Sen dan Peringatan Revolusi China

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_133816" align="aligncenter" width="602" caption="Lampion raksasa di lapangan Tiananmen / Phot by Aris Heru Utomo"][/caption] Pada tanggal 1 Oktober 2011 lalu, rakyat China memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-62 pembentukan negara Republik Rakyat China (RRC) yang dideklarasikan oleh Pemimpin Partai Komunis China (PKC) Mao Zedong pada 1 Oktober 1949. Peringatan dilakukan secara meriah dan beragam di seluruh negeri diikuti libur nasional selama seminggu. Khusus di Beijing, penyelenggaraan kegiatan dipusatkan di sekitar lapangan Tian'anmen, mulai dari jamuan makan malam menjelang peringatan hingga upacara peletakan karangan bunga di Monumen Pahlawan Rakyat. [caption id="attachment_133817" align="aligncenter" width="602" caption="Tiananmen tower di depan lapangan Tiananmen / Photo by Aris Heru Utomo"][/caption] Rangkaian bunga warna warni menghiasi berbagai sudut lapangan Tian’anmen. Sementara persis di tengah lapangan dipasang sebuah lampion raksasa setinggi 50 meter dan berdiameter 50 meter. Di sekeliling lampion digelar bunga warna-warni menyerupai hamparan karpet dengan salah satu sisinya terdapat tulisan “1949-2011”. Untuk lebih mempercantik suasana, Tian'anmen tower di depan Forbidden City dan merupakan salah satu gedung utama di kawasan lapangan Tian’anmen pun dihiasi lampu-lampu diseklilingnya sehingga terlihat gemerlap di malam hari.

[caption id="attachment_133818" align="aligncenter" width="571" caption="Potret Sun Yat Sen di depan Monumen Pahlawan Rakyat / Photo by Aris Heru Utomo"][/caption] Selain itu persis di depan Monumen Pahlawan Rakyat dipasang sebuah potret berukuran raksasa bergambar Dr. Sun Yat Sen ((12 November 1866 - 12 Maret 1925). Dan jika ditarik lurus, foto tersebut ternyata berhadapan lansgung dengan foto Mao Zedong yang dipasang di dinding Gerbang Forbidden City. Pemasangan foto Dr. Sun Yat Sen tentu saja menarik perhatian ribuan pengunjung yang memadati lapangan Tian'anmen dan bergantian saling berfoto di depan foto tersebut. Dr. Sun Yat Sen merupakan seorang pemimpin yang disegani dalam sejarah modern China di abad 20, baik di daratan China maupun Taiwan. Di Taiwan, Dr. Sun Yat Sen dipandang sebagai bapak bangsa dan pendiri Republik China. Sementara di daratan China, ia dipandang sebagai seorang nasionalis, proto-sosialis dan pelopor revolusi China. Bahkan namanya disebut dalam pembukaan Konstitusi RRC sebagai Pemimpin Revolusi 1911 yang berhasil menghapuskan feodalisme sistem monarki dan melahirkan Republik China. Revolusi 1911 (yang juga dikenal sebagai Revolusi Xinhai atau Revolusi China) yang dimulai pada 10 Oktober 1911 merupakan peristiwa bersejarah yang sangat penting bagi China. Melalui revolusi tersebut masyarakat China yang mayoritas dari suku Han berhasil mengakhiri 200 tahun pemerintahan Kekaisaran Dinasti Qing (1644-1912) yang didominasi minoritas etnik Manchu, korup dan dinilai lemah dalam membendung intervensi asing. Melalui revolusi ini dihasilkan pula suatu pemerintahan baru dan pertama di Asia yang berbentuk republik. Sebagai seorang intelektual dan aktivis gerakan revolusioner, Dr. Sun Yat Sen aktif membentuk organisasi Revive China Society pada tahun 1894 di Honolulu dan menjadi salah seorang pemimpinnya. Tujuan pembentukannya adalah untuk menyingkirkan etnik Manchu, mengembalikan dominasi etnik Han dan membentuk pemerintahan bersatu. Pendirian organisasi seperti yang dilakukan Dr. Sun Yat Sen bukanlah satu-satunya karena banyak pula organisasi-organisasi sejenis yang dibentuk oleh para aktivis lainnya di berbagai wilayah di China maupun luar negeri. Pembentukan organisasi-orghanisasi tersebut tidak serta merta berhasil menumbangkan Kekaisaran Dinasti Qing dan membentuk pemerintah republik seperti yang diharapkan. Namun berbagai peristiwa lain seperti pemberontakan Boxer di utara China, Perang China-Jepang Pertama, dan Perang Rusia-Jepang di Manchuria tahun 1904 dimana pemerintahan Dinasti Qing tidak mampu menanganinya menjadikan upaya-upaya gerakan revolusi China menemukan momentumnya. Disini Dr. Sun Yat Sen memperlihatkan kemampuannya dalam mengorganisasikan dan menyatukan berbagai organisasi revolusioner dalam upaya menumbangkan Kekaisaran Dinasti Qing. Ketika akhirnya Revolusi 1911 sukses menumbangkan Kekaisaran Dinasti Qing, Dr. Sun Yat Sen ditetapkan sebagai Presiden Pertama Republik China pada 29 Desember 1911-10 Maret 1912. Namun ia hanya 3 bulan di tampuk kekuasaan karena tergusur intrik-intrik gerakan para tuan tanah yang banyak mengontrol pemerintahan dan kehidupan di negara yang baru saja terbentuk tersebut. [caption id="attachment_133819" align="aligncenter" width="220" caption="Poster Film Revolusi 1911 yang dibintangi Jackie Chen / Photo from searching di Google"][/caption] Di China daratan, film 1911 Revolution mulai diputar pada tanggal 23 September 2011 dan tanggal 29 September 2011 di Hong Kong. Setelah itu film ini akan diputar pada Festival Film Internasional di Tokyo tanggal 22 Oktober 2011, dan di Amerika Serikat dan Kanada pada tanggal 7 Oktober 2011.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline