Lihat ke Halaman Asli

Aris Heru Utomo

TERVERIFIKASI

Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Yingluck Shinawatra PM Wanita Pertama Thailand

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1309748008221730812

Seolah tidak ingin ketinggalan dengan beberapa wanita di Asia Tenggara yang pernah memimpin negaranya seperti Corazon Aquino, Megawati Soekarnoputri dan Gloria Macapagal Arroyo, Yingluck Shinawatra akhirnya berkesempatan untuk menjadi Perdana Menteri (PM) wanita pertama di Thailand. Kesempatan itu datang setelah partai oposisi Phue Thai yang mencalonkannya berhasil meraih suara mayortias pada pemilihan umum (pemilu) anggota Parlemen yang berlangsung pada hari Minggu, 3 Juli 2011. Dari perhitungan cepat hingga Minggu sore, Partai Pheu Thai meraih 255 kursi dari 500 kursi yang diperebutkan di Parlemen atau lebih dari 50%.  Jumlah tersebut jauh menggungguli peraihan  165 kursi yang diperoleh calon petahana (incumbent) dari Partai Demokrat pimpinan PM Abhisit Vejjajiva. Segera setelah mengetahui hasil perhitungan sementara, Yingluck pun segera muncul di televisi dan mengucapkan terima kasih kepada rakyat Thailand yang telah memberikan kesempatan kepada Partai Phue Thai untuk memimpin negeri.  Bukan hanya Yingluck yang segera memmberikan pernyataan ke publik, Pemimpin Partai Demorat dan calon petahana PM Abhisit pun tampil untuk mengakui kekalahannya dan memberikan ucapan selamat kepada Partai Pheu Thau atas kemenangan telak yang diraihnya. Kemenangan Yingluck atas calon petahana PM Abhisit sebenarnya telah diprediksi sebelumnya. Hal ini terlihat dari beberapa kali jajak pendapat, dimana nama Yingluck selalu berada di puncak menyingkirkan calon-calon PM lainnya. Namun demikian, kemenangan mutlak yang diperoleh Yingluck tetap saja mengagetkan calon-calon dari partai politik lainnya, karena kehadiran Yingluck di dunia politik relatif baru. Lalu siapa sebenarnya Yingluck Shinawatra, wanita cantik berusia 44 tahun ini yang sedemikian fenomenal hingga bisa mengalahkan calon petahana PM Abhisit secara mutlak? Menilik  namanya, kita bisa menduga bahwa Yingluck Shinawatra pasti memiliki hubungan saudara dengan mantan PM Thaksin Shinawatra yang sekarang tinggal di tempat pengasingannya di Dubai. Dugaan tersebut tidak keliru karena wanita cantik kelahiran 21 Juni 1967 ini  merupakan adik bungsu dari Thaksin dan anak ke-9 dari keluarga Lert dan Yindee Shinawatra. Lulus dari Fakultas Ilmu Politik dan Administrasi Publik Universitas Chiang Mai pada tahun 1988 dan meraih gelar Master Administrasi Publik Unversitas Kentucky State, AS, pada tahun 1991,  Yingluck tidak langsung berkecimpung di dunia politik dan pemerintahan. Ia memilih bekerja di Shinawatra Directories Co., Ltd dan menjadi Direktur Pelaksana provider telekomunikasi milik Thaksin, serta menjadi salah satu anggota Komite dan Sekretaris Yayasan Thaicom. Nama Yingluck baru mencuat di panggung politik Thailand ketika Thaksin membentuk partai politik baru yang diberi nama Pheu Thai, menggantikan People's Power Party yang dibubarkan oleh Mahkamah Konstitusi Thailand pada tahun 2008 karena perilaku para pemimpin partai yang melanggar hukum.  Saat membentuk partai baru tersebut Thaksin mengusulkan adiknya bungsunya, Yingluck, sebagai calon ketua partai. Namun saat itu Yingluck menolak dengan alasan ia tidak ingin menjadi PM dan ingin memusatkan perhatian pada bisnis. Ia berkilah bahwa keikutsertaannya dalam kegiatan politik semata karena ia menerima undangan untuk bergabung dalam partai politik. Seiring perjalanan waktu, dukungan kepada Yingluck untuk menjadi ketua Partai Pheu Thai terus menguat, apalagi dukungan tersebut datang dari pendiri partai sekaligus kakak kandungnya sendiri, Thaksin Shinawatra. Thaksin percaya bahwa Yingluck dapat memimpin partai dan sebagai saudara ia tidak akan mungkin mengkhianati kepercayaan yang telah diberikan kepadanya. Akhirnya melalui pemilihan tanggal 16 Mei 2011, Yingluck terpilih menjadi Ketua  Partai Pheu Thai dan otomatis menjadi calon PM jika partainya mendapatkan suara mayoritas di Parlemen. Sebelum terpilih sebagai Ketua Partai Pheu Thai, Yingluck sendiri dihadapkan pada tantangan yang tidak ringan. Sebagai adik dari Thaksin Shinawatra, ia sadar bahwa banyak pengurus partai yang khawatir ia tidak dapat membawa partainya menang dalam pemilu. Jika ia maju ke pemilihan sebagai Ketua Partai maka ia akan berhadapan dengan lawan-lawan politik kakaknya dan militer yang telah menggulingkan sang kakak dari kursi PM. Untuk itu langkah pertama yang dilakukannya adalah meyakinkan kalangan inernal partai bahwa ia layak untuk dicalonkan sebagai Ketua partai Pheu Thai sekaligus calon PM. Dengan dukungan rakyat Thailand yang sebagian besar masih mendukung Thaksin, Yingluck yakin bahwa partainya bisa memperoleh kemenangan. Untuk itu pula dalam kampanyenya Yingluck meminta rakyat Thailand yang mendukung Thaksin untuk mendukung dirinya. "Saya tidak tahu seberapa besar cinta kalian kepada Thaksin. Namun, apakah Anda semua bisa membagi cinta itu kepada saya, adik bungsunya" ujar Yingluck pada suatu kesempatan. Pernyataan seperti tersebut di atas tentu saja memunculkan tudingan dari lawan-lawan politiknya bahwa Yingluck hanya sekedar memanfaatkan popularitas Thaksin dan tidak memiliki visi politik. Tidak sedikit yang menuding bahwa Yingluck hanyalah kloning dari Thaksin. Tapi pernyataan-pernyataan semacam itu tidak pernah dibantah oleh Yingluck. Ia malah justru lebih membuat pencitraan bahwa dirinya "sama dan sebangun" dengan kakaknya dalam hal bisnis dan visi politik. Langkah yang ditempuh Yingluck ini ternyata terbukti strategis dalam meraup suara pemilih yang sebagian besar memang masih mendukung Thaksin. Bagaimanapun popularitas Thaksin tidak dapat diabaikan begitu saja. Kebijakan Thaksin yang banyak berpihak kepada masyarakat pinggiran masih membekas di benak dan pikiran rakyat Thailand yang sebagian besar tinggal di pedesaan. Salah satu kebijakannya itu adalah "Pinjaman Desa" sebesar 1 miliar baht ke 75.000 desa di Thailand yang bisa digunakan untuk pinjaman perorangan dan dengan implemetasi yang cepat. Faktor lainnya adalah kenyataan bahwa Partai Pheu Thai merupakan partai yang berada di bawah kendali Thaksin dan memiliki basis masa pendukung yang terkonsentrasi di kawasan utara dan timur laut Thailand. Di kawasan ini masyarakatnya relatif tertinggal secara ekonomi. Selain itu, kawasan ini juga memiliki lawan politik yang sama yaitu militer dan elit politik. Dengan strategi kampanye yang tepat dan pencitraan bahwa dirinya adalah penerus Thaksin yang memiliki kebijakan yang berpihak kepada masyarakat pinggiran, Yingluck berhasil meraih kemenangan mayoritas. Kemenangan besar ini tentunya akan membantu ia dan partainya untuk membentuk pemerintahan tanpa harus berkoalisi dengan partai-partai lainnya. Satu langkah sudah dicapai oleh Yingluck Shinawatra sebagai PM wanita pertama di Thailand. Langkah berikutnya adalah membentuk pemerintahan yang kuat dan mampu menepis gangguan-gangguan dari elit-elit partai politik oposisi dan militer. Jika ia berhasil melakukannya dan bisa mengembalikan stabilitas politik di Thailand, maka ia bukan hanya akan tercatat sebagai PM wanita pertama di Thailand, namun juga membuktikan sebagai wanita pemimpin negara yang sukses, yang mungkin melebih kesuksesan para pemimpin wanita lainnya di Asia Tenggara bahkan Asia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline