Lihat ke Halaman Asli

Aris Heru Utomo

TERVERIFIKASI

Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Pilpres 2014 di Beijing Lancar dan Bersahabat

Diperbarui: 18 Juni 2015   07:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14046977431180297772

[caption id="attachment_314385" align="alignnone" width="300" caption="Calon pemilih melihat DPT / Foto oleh Eddy Prabowo"][/caption]

Pemungutan Suara Pemilihan Presiden (pilpres) 2014 bagi Warga Negara Indonesia yang tinggal di berbagai kota di Tiongkok dilaksanakan pada hari Minggu, 6 Juli 2014, salah satunya di Beijing.Pemungutan suara bagi WNI yang tinggal di wilayah kerja KBRI Beijing dilaksanakan di halaman kantor Kedutaan RI mulai pukul 14.00 hingga pukul 19.00 waktu setempat. Sebanyak 2 buah tenda besar disiapkan untuk Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri (TPSLN) yang dapat menampung sekitar 1272 orang pemilih yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan Daftar Pemilih Khusus (DPK).

Pelaksanaan pemungutan suara yang lebih dahulu dibandingkan pemungutan suara di tanah air ini sesuai dengan Surat Keputusan KPU Nomor 462/2014 yang menyebutkan bahwa pemungutan suara di luar negeri dilakukan satu hari mulai tanggal 4-6 Juli 2014. Teknis pemungutan suaranya tidak berbeda dengan pemilihan legislatif, selain melakukan pemungutan suara di TPSLN, juga dikakukan dengan sistem dropbox dan surat bagi WNI yang domisilinya cukup jauh dari TPSLN.

Sejak sekitar pukul 13.00 WNI di Beijing dan sekitarnya mulai berdatangan dan mengecek namanya dalam DPT dan DPK dan melihat pasangan-pasangan calon presiden dan wakil presiden beserta visi dan misinya yang ditempel di beberapa buah papan tulis. Semakin siang semakin banyak calon pemilih yang berdatangan dan memenuhi halaman KBRI. Hal ini kemudian memunculkan antrian yang cukup panjang di setiap TPSLN ketika pemungutan suara dimulai.

Usai mendaftarkan diri, para calon pemilih kemudian dipersilahkan duduk untuk menunggu giliran dipanggil. Setelah dipanggil dan diberikan kertas suara, anggota PPSLN memeprlihatkan kertas suara untuk membuktikan bahwa kertas suara lengkap dan tidak dalam keadaan rusak. Oleh calon pemilih surat suara tersebut kemudian dibawa ke bilik suara untuk dicoblos. Usai dicoblos, kertas suara dilipat dan dimasukkan ke koak suara disaksis]kan seorang anggota PPSLN. Setelah itu pemilih dipersilahkan untuk mencelupkan jarinya sebagai bukti telah memilih.

Terkait partisipasi pemilih, seperti disampaikan oleh anggota Panitia Pemungutan Suara Luar Negeri (PPSLN) Beijing, Eddy Prabowo, yang antara lain bertugas memantau pelaksanaan pemungutan suara di kedua TPSLN, kedatangan para calon pemilih tidak pernah berhenti sejak TPSLN dibuka. Tenda TPSLN selalu terisi oleh calon pemilih yang akan menyampaikan hak politiknya di bilik suara. Kondisi ini berbeda dengan saat pemilihan legislatif yang terlihat lebih lenggang.

Apa yang disampaikan Eddy Prabowo ini sejalan dengan data akhir pemilihan yang memperlihatkan persentase partisipasi WNI pemilih yang mencapai sekitar 642 orang dari 1272 pemilih yang namanya tercantum dalam DPT dan DPK atau mencapai sekitar 50,47%. Tingkat persentase partisipasi pemilih ini meningkat dibandingkan saat pemilihan legislatif yang hanya berkisar 30 persen.

Menurut Eddy Prabowo, tingginya animo pemilih untuk mencoblos pada hajatan pemilihan calon presiden dan wakil presiden tidak terlepas pada kedua figur pasangan yang bertarung dan harapan Indonesia bangkit sebagai sebuah negara maju. Padahal PPLN tadinya mengira jumlah pemilih tidak akan jauh berbeda dengan persentase pemilih pada pemilihan legislatif. Hal ini mengingat karena saat ini adalah musim libur sekolah dan banyaknya mahasiswa Indonesia yang sudah kembali ke tanah air untuk berlibur. Hal yang juga tidak diperkirakan adalah kehadiran para orang tua yang akan menghadiri wisuda anaknya pada saat menjelang pemilihan presiden yang jumlahnya cukup, contohnya adalah wisuda di Universitas Tsinghua.

Untung PPLN Beijing sudah berpengalaman dalam menggelar hajatan pemilihan legislatif 9 April 2014 lalu sehingga sudah bisa memperkirakan jumlah surat suara tambahan yang mungkin dibutuhkan bagi calon pemilih yang belum terdaftar atau WNI yang kebetulan sedang berada di Beijing karena satu dan lain hal.Namun khusus WNI yang baru datang dari Indonesia dan akan tinggal beberapa hari di Beijing saat pemilihan presiden, seperti para orang calon wisudawan, PPLN menerapkan syarat yang ketat, seperti mengecek paspor dan tiket kembali guna memastikan agar mereka tidak menggunakan hak pilihnya 2 kali, satu di Beijing dan satunya lagi di Indonesia (jika pulang ke Indonesia pada atau sebelum tanggal 8 Juli 2014).

Hal lain yang juga menarik adalah menyaksikan perilaku para pemilih yang tidak segera meninggalkan halaman KBRI Beijing usai mencoblos. Mereka lebih memilih untuk diam di tempat dan menduduki tempat duduk yang disediakan untuk saling berbincang dan bersilahturahmi dengan teman-temannya, serta menunggu waktu berbuka puasa bersama tiba, menikmati kolak dan tajil yang disiapkan panitia.  Sedangkan mereka yang tidak berpuasa, memanfaatkan kegiatan ini untuk menghilangkan rasa kangen akan tanah air dengan mencicipi makanan dan minuman khas Indonesia yang dijual anggota DWP KBRI Beijing.

[caption id="attachment_314388" align="alignright" width="300" caption="Bertongsis ria setelah nyoblos / Foto oleh Nur Rokhmah"]

14046980011243611747

[/caption]

Sebelum dan sesudah pemilihan tidak terlihat adanya ketegangan antara para pemilih meski calon yang dipilih berbeda. Terlihat suasana bersahabat dan penuh kekeluargaan.  Usai mencoblos dan menandai jarinya dengan tinta, para pemilih terlihat tersenyum puas karena sudah menggunakan hak pilihnya untuk memilih satu pasangan calon presiden dan wakil presiden yang dirasakan tepat untuk memimpin Indonesia pada 5 tahun ke depan. Para pemilih juga saling berguyon tentang pilihannya dan bersama-sama melakukan selfie di depan poster calon presiden dan wakil presiden atau kertas DPT sambil tida lupa memperlihatkan satu jari yang sudah terkena tinta.

[caption id="attachment_314387" align="alignleft" width="300" caption="Dubes RI untuk RRT menyegel kotak suara / Foto oleh Eddy Prabowo"]

1404697904211408407

[/caption]

Setelah kedua TPSLN dibuka selama 5 jam dan memastikan tidak ada lagi WNI pemilih yang akan menggunakan hak pilihnya, maka pada pukul 19.20 secara resmi kegiatan pemungutan suara ditutup oleh Duta Besar RI untuk RRT Soegeng Rahardjo dengan melakukan penyegelan pada kotak suara yang digunakan untuk menampung surat suara. Selanjutnya kotak-kotak suara tersebut disimpan di KBRI Beijing untuk nantinya dibuka pada tanggal 9 Juli 2014 dan dihitung hasilnya. Setelah selesai direkapitulasi bersama dengan surat suara dari dropbox dan surat pos, barulah hasilnya dilaporkan ke KPU Pusat paling lambat tanggal 14 Juli 2014.

Menyinggung hasil pemungutan suara yang dlakukan melalui quick counts ataupun exit polling pada tanggal 6 Juli 2014, Eddy Prabowo dengan tegas menyatakan tidak ada dua kegiatan tersebut. Bagaimana akan ada quick counts jika hasil perhitungan suara baru akan dilakukan mulai 9 Juli 2014. Sementara PPLN juga tidak pernah menerima permintaan mengenai akan adanya pihak-pihak yang akan melakukan exit polling dan dari pantauan yang dilakukan juga tidak ada WNI yang melakukan aktivitas exit polling.

Dari pernyataan tersebut di atas kita dapat menyimpukan bahwa kalau ada pemberitaan mengenai hasil pemungutan suara TPSLN di Beijing, maka berita tersebut bohong dan hanya bermaksud melakukan pembodohan publik. Tinggal pembacanya mau tidak dibodohi dan bahkan ikut-ikutan membodohi anggota masyarakat lainnya dengan menyebarluaskan berita tersebut melalui media sosial.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline