Lihat ke Halaman Asli

Menyikap Fenomena Tawuran antara Pelajar

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Ari Setyawan

Belakang ini sedang gempar-gemparnya berita akan tawuran antar pelajar terutama di Ibu Kota Jakarta hingga menewaskan para pelajar. Di Jogjakarta sendiri yang dikenal sebagai kota pelajar serta keramah tamahanya sudah ternodai pula dengan adanya tawuran antar pelajar telebih antar SMA maupun SMK yang ada di Jogja. Tawuran sendiri sudah lama ada diantara para pelajar di Jogjakarta ini yang penyebabnya mungkin hanya sepele dan dipicu oleh saling ejek semata atau pun dipicu oleh dendam lama yang tidak jelas dari mana muasalnya.

Setiap orang tentunya pernah mengalami masa-masa SMA maupun SMK , terutama saya dan disaat saya dulu SMA saya pun mengalamai yang mana namanya tawuran dan saat itu saya dipicu oleh kakak angkatan saya , dimana menurutnya SMA A saya dengan SMA B sebagai musuh sudah mempunyai dendam lama. Dendam yang dimaksud adalah saat tim sepak bola SMA saya kalah dengan SMA B hingga terjadi cekcok mulut hingga terjadi tawuran , dan oleh stigma itulah saya yang tentunya bangga dengan sekolah saya dan tidak mau dihina ikut terpancing oleh budaya tawuran.

Dalam hal ini siapa yang harus disalahkan atas tewasnya beberapa pelajar. Mungkinkah manajemen pendidikan di Indonesia yang salah atau cara mendidik para guru yang masih kurang benar dalam mendidik siswa-siswanya. Bahkan dalam sebuah wawancara Muh Nur salah dalam melontarkan pernyatanya bahwa ilmu pengetahuan alam serta sosial akan dihapuskan dan diganti dengan ilmu pengetahuan kewarganegaraan , apakah pantas seorang menteri memberikan pernyataan seperti itu. Hal ini lah yang yaat ini masih menjadi problematik dalam memenejemen pendidikan yang ada di Indonesia ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline