Siapa sih orang Salatiga yang nggak mengenal Tumpang Koyor? Kuliner tradisional yang satu ini sudah sangat akrab di lidah orang Salatiga sehingga mudah dijumpai di kota kecil tersebut. Namun bagi anda orang luar mungkin akan penasaran seperti apakah rasanya. Namun jika anda telah mencicipinya, bisa jadi anda akan ketagihan.
Pada hari minggu pagi sekitar jam lima dibulan September, saya mengantar adik ipar saya, Wulan yang akan pulang ke Lombok dengan pesawat dihari itu. Dia memutuskan untuk naik Trans Jateng ke Semarang dan akan disambung dengan Trans Semarang ke bandara. Jadi saya mengantarkannya hanya sampai ke terminal bus Bawen dan menunggunya sampai bus berangkat.
Jarak Salatiga ke Bawen hanya 12 km, cukup dekat dan nggak memerlukan waktu yang lama, terlebih lagi di pagi hari yang masih agak sepi. Jarum jam menunjukkan pukul enam pagi ketika saya dalam perjalanan kembali dan memasuki perbatasan Kabupaten Semarang-Salatiga.
Lalu saya memutuskan untuk melalui Jalan Lingkar Selatan (JLS) Salatiga dimana tiap hari minggu ada pasar Tiban. Istilah untuk pasar dadakan yang menawarkan beraneka macam kebutuhan-- seperti mainan anak, sayuran, sandang maupun aneka jajanan dan masakan siap saji.
Pasar ini hanya buka tiap hari minggu dari jam lima pagi sampai siang saja. Jadi jika anda datang jam sepuluh, mungkin sudah banyak makanan yang habis. Pikirku pun tertuju ke Bubur Tumpang Koyor yang sangat cocok untuk sarapan terutama ketika udara masih sejuk. Kebetulan saat itu cenderung agak dingin nggak seperti biasanya.
Sayapun membeli empat yang saya minta untuk dibungkus buat sarapan kami sekeluarga di rumah. Setiap bungkusnya berisi bubur dengan koyor atau otot sapi dan kadang-kadang ada penjual yang menambahkan lemak sapi. Lalu sepotong tahu dan sedikit urap sawi dengan siraman kuah yang terbuat dari santan yang agak terasa sedikit pedas. Dan semangit tempe bosok yang menjadi ciri khasnya. Sungguh terasa nikmat sarapanku dipagi itu. Sehingga Bubur Tumpang Koyor itu pantas untuk dihargai Rp 13 ribu/bungkus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H