Lihat ke Halaman Asli

Arisandi

Media Intelektual

K.H. Hasan Musthafa: Orang Menyebutnya Ulama "Mahiwal"

Diperbarui: 21 Februari 2022   21:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

K.H. Hasan Musthafa merupakan ulama yang sangat berpengaruh terhadap peradaban Islam di Tatar sunda. (Koleksi Pribadi)

Sekilas Biografi K.H. Hasan Musthafa

Di tatar Sunda khususnya di daerah Garut ada seorang ulama yang berpengaruh terhadap kemajuan peradaban Islam di Indonesia. Ulama itu bernama K.H. Hasan Musthafa. 

Raden entjon atau yang dikenal dengan nama Hasan Musthafa lahir di Garut Jawa Barat pada 3 Juni 1852 dan wafat pada 13 Januari 1930, ayahnya bernama R.M. Sastramanggala. 

Semasa kecilnya Hasan Musthafa lahir dan besar dikalangan menak dan berorientasi pada kehidupan pesantren, lingkungan ini yang kemudian menjadikan Hasan Musthafa untuk menuntut ilmu di pesantren tidak disekolah-sekolah formal. 

Sekitar umur 8 atau 9 tahun ayahnya mengajak untuk pergi ke Makkah untuk berhaji dan supaya tahu bahwa Makkah merupakan peradaban awal Islam sebelum menyebar keberbagai belahan dunia termasuk tanah Garut, sepulang dari Makkah kemudian Hasan Musthafa melanjutkan perjalanan pencarian ilmunya dipesantren-pesantren yang ada di tanah Sunda dan Jawa sebelum kemudian berangkat lagi ke makkah untuk belajar ilmu sampai Ia dewasa.

Bertemu dengan Snouck Hurgronje

Setelah sekian lama belajar ilmu di Makkah kemudian mengantarkan Hasan Musthafa bertemu dengan seorang utusan Belanda yang kita kenal Snouck Hurgronje atau dikenal juga dengan nama Abd Ghafar (nama Islamnya), pertemuan itu sekitar tahun 1885. Pertemuan dan perkenalan ini kemudian melatar belakangi Hasan Musthafa hidup dalam dunia kekuasaan di Indonesia atau Hindia Belanda saat itu.

Selama delapan tahun Hasan Musthafa belajar di Makkah dan menjadi pengajar kemudian Ia pulang kembali ke Garut untuk memberikan pengajaran dan menyelesaikan persolan agama yang terjadi dimasyarakat.

Pertemuanya dengan Snouck di Makkah kemudian berlanjut di tanah air yang kemudian Snouck menawarkan kepada Hasan Musthafa untuk menjadi seorang penghulu di Aceh pada tahun 1893. 

Dengan sangat susah payah Snouck membujuk untuk menerima lowongan pekerjaan itu. Untuk menempati posisi itu sungguh memberatkan hati nya, dengan berat hati kemudian Hasan Musthafa menerima tawaran itu dan menjadi penghulu besar di tanah Kutaraja Aceh pada tahun 1893-1895.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline