Avatar: The Last Airbender merupakan salah satu proyek live action yang direncanakan akan rilis pada tahun depan oleh perusahaan streaming raksasa, Netflix.
Serial animasi yang telah melekat pada hati penggemar sejak tahun 2008 tersebut baru saja merilis visual konsep di Youtube yang menunjukan koreografi beladiri earth-bending.
Dalam video berdurasi satu menit, tim koreografer yang bekerja untuk serial tersebut menunjukan pertarungan Toph, salah satu karakter utama melawan beberapa pengendali bumi yang mencoba menangkap Ang, si Avatar.
Terang saja, Avatar digayangkan menjadi serial terbesar Netflix setelah Stranger Things telah sampai pada season terakhirnya. Menurut CEO Viacom, rumah produksi yang menaunginya, Avatar memiliki potensi untuk bersaing dengan MCU dan Star Wars yang hingga sekarang masih merajai mata penonton layanan streaming di seluruh dunia.
Hal itu menyebabkan Viacom tidak tanggung-tanggung mengeluarkan dana produksi sebesar 120 juta USD, atau sekitar 15 juta USD untuk setiap episode. Dana tersebut membuat Avatar menjadi salah satu serial televisi dengan jumlah produksi terbesar setelah The Lord of The Rings: Ring of Power milik perusaan Amazon.
Perlu diketahui bahwa hingga saat ini, Netflix belum mampu merilis serial live-action yang berkualitas. Kegagalan perusaan tersebut dalam mengadaptasi serial Death-Note hingga Cowboy Bebob membuat penggemar punya pandangan pesimis akan proyek live action Avatar: The Last Airbender.
Narasi cerita yang jauh dari konteks material asli, pemilihan aktor yang tidak sesuai dengan setting hingga atmosfer yang bernuansa kebaratan menyebabkan penonton menganggap serial adaptasi Netflix merupakan penghinaan terhadap serial favorit mereka.
Akan tetapi setelah melihat konsep awal dari serial Avatar dalam video itu, saya memiliki kepercayaan bahwa serial tersebut akan memuaskan mata penggemarnya.