Lihat ke Halaman Asli

Aris Balu

Penulis

Review: House of The Dragon, Kebangkitan Kembali Serial Game of Thrones

Diperbarui: 31 Agustus 2022   09:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image: InsertLive.com

Penggemar fantasi kembali disuguhkan dengan serial televisi apik dari pengembangan cerita Game of Thrones, serial yang pernah menarik perhatian dunia pada genre sihir dan petualangan.

Meski baru dua episode yang ditayangkan, House of The Dragon berhasil menunjukkan potensinya sebagai prekuel yang pantas bersanding dengan cerita utama yang penuh dengan intrik politik kekuasaan serta beragam karakter yang menarik.

Game of Thrones memanglah tidak sempurna karena season terakhirnya dianggap mengecewakan bagi mayoritas penonton. Penyelesaian cerita yang terkesan terburu-buru membuat serial fantastis tersebut seolah lenyap dari ingatan penggemar.

Meskipun begitu, HBO sebagai saluran streaming yang menjadi rumah bagi serial tersebut tidak menghentikan langkahnya untuk membuat serial prekuel yang menceritakan masa kejayaan House Targaryen, penunggang naga pada masa 172 tahun sebelum serial utama.

House of The Dragon bercerita tentang perebutan kekuasaan di wilayah King's Landing. Raja Jaeherys I dihadapkan pada dilema setelah dirinya tidak memiliki anak sebagai penerus kerajaan. Ia harus memilih antara kedua cucunya Rhaenys  serta Viserys Targaryen untuk menduduki posisi Raja.

Jaeherys memilih Viserys yang seorang laki-laki karena dianggap lebih pantas untuk menjadi raja yang baru sehingga menimbulkan benih perpecahan antara dua keluarga penguasa 7 kerajaan, yang nantinya akan berbuah menjadi peperangan keluarga-keluarga tersebut atau yang lebih dikenal sebagai "Dance of The Dragons."

Raja Viserys pun kembali dihadapkan pada dilema yang sama ketika istrinya meninggal saat melahirkan putranya. Ia harus memilih antara adik kandungnya, Daemon Targaryen atau putrinya, Rhaenyra sebagai penerus posisi raja.

Konflik pribadi dengan sang adik menyebabkan sang raja menunjuk putrinya. Oleh karena itu, Daemon Targaryen merencanakan pemberontakan yang dibantu oleh keluarga Rhaenys yang gagal mempertahankan posisinya dalam kabinet kerajaan.

(Baru juga dua episode, tapi sudah sangat kompleks konflik dalam plotnya ya teman-teman)

Seperti serial sebelumnya, House of The Dragon dibumbui dengan aksi brutal nan menawan yang tidak tanggung-tanggung menampilkan kekerasan serta adegan vulgar. Meskipun demikian, konflik politik serta dinamika antar karakter tetap menduduki peringkat pertama yang menarik perhatian saya dalam menikmati serial tersebut.

Rhaenyra sebagai salah satu tokoh protagonis utama juga mengingatkan saya pada Daenerys Targaryen, the mother of dragons. Ia karakter yang cerdik serta energik yang harus menanggung beban luar biasa yang menunggunya di masa depan, sama seperti Daenerys. Apakah ia harus menghabisi pamannya sendiri, ataukah ayahanda raja akhirnya mendapat seorang putra dari istri baru yang otomatis melemahkan posisinya sebagai pewaris tahta kerajaan ialah pertanyaan yang muncul di benak saya dan harus saya ketahui jawabannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline