Pak TP rahmat, seorang pemimpin kharismatik yang kiprahnya sebagai pimpinan Astra group telah diakui oleh nusantara, pernah menyampaikan tentang pesan kunci bahwa kesuksesan sebuah organisasi, lembaga, instansi, perusahaan skala besar maupun kecil sangat tergantung dari dua hal yaitu leadership dan culture. Kepemimpinan dan budaya organisasi.
Dan dua hal tersebut harus ditopang dengan 1 hal penting yaitu komunikasi
Dalam membangun budaya organisasi, Pak TP rahmat selalu sampaikan konsep top down, artinya leader wajib hadir, leader bertanggung jawab penuh mengawal proses perubahan yang ada. Bagaimana caranya?
Bottom up participation yaitu minta ide, masukan, gagasan ke tim dibawahnya. Karena bisa jadi tim punya masukan yang tidak pernah terfikir oleh leader. Apalagi tim nya dipenuhi oleh para millenial yang punya pemikiran liar.
Namun itu semua tidak ada artinya bila seorang pemimpin dia tidak mengawalinya melalui personal leadership, dimulai dari memimpin diri sendiri maka ia akan bisa memimpin orang lain. Siapa yang tidak selelesai dengan dirinya maka tidak akan bisa menyelesaikan permasalahan orang lain.
Maka ketika kita bicara organisasi, kita bicara manusia. Ketika kita bicara manusia kita bicara bagaimana membangun budaya disana, inilah culture implementation. Budaya tidak sebatas artefak,apalagi sekedar membuat website, budaya seharusnya dibuat atas dasar core values. Core values atau nilai nilai yang menjadi panduan dalam mencapai target dan visi orngaisasi.
Values tidak sekedar angka, ia harus di impelemtasikan menjadi sebuah kerja nyata, itu action Nah bagaimana langkah membangun action ? Sebuah langkah yang bisa kita ambil untuk tetap bertahan dan mecapai target di tahun ini ?
How to Shifting behaviour in pandemic ? Kan budaya nya sudah beda, perubahan terjadi di banyak segmen dan elemen. Dulu kita rindu cuti Sekarang rindu ngantor.
Dulu kita sering pelukan ketika awal pertemuan, sekarang harus menjaga jarak agar aman. Dulu kita nyinyir dengan cadar, hari ini kita sadar betapa pentingnya masker untuk menjaga dari penularan virus.
Nah itu semua harus dimulai dari CEO, leader, pemimpin organisasi. Contoh : setiap hari ada morning briefing, dan didalamnya ada message from CEO. Bagaimana mentransfer energi visi misi dan nilai organisasi kepada tim adalah sebuah keniscayaan, sebuah keharusan. Untuk membangun kohesiveness atau kesatuan hati dan visi.
Menyatukan mimpi bersama, sungguh High tech penting High touch lebih penting ya. Semua itu harus disampaikan tidak sekedar dengan head tapi juga dengan heart, disinilah inti komunikasi, seorang leader membuka saringan kerja yang luas. Sebagus apapun visi organisasi, tapi komunikasi yang baik maka pencapaian visi tidak akan maksimal.