PESUGIHAN ALUMNI PESANTREN SALAFIYAH
Namanya Arif, laki-laki usia 28 tahun kala itu, lulusan MA (Madrasah Aliyah) setingkat SMA dari salah satu pesantren salafiyah terkenal di daerah Pasuruan. Dia anak laki-laki bontot dari 6 bersaudara, dikeluarganya ada 2 laki-laki yaitu dia dan kakak pertamanya namanya Solihin. Ayah dan ibunya penjual buah di pasar tradisional Pasuruan, namun pada saat dia masih di pesantren kelas 3 MA, lapak jualan orang tuanya kena gusur dan matilah mata pencaharian orang tuanya. Kakak-kakaknya berusaha mencukupi kebutuhannya di pesantren, namun karena sekolah MA membutuhkan biaya, keluarganya tidak mampu membayar ujian akhir MA nya sehingga ia harus rela tidak lulus dari MA, namun ia tetap lulus dari pesantren.
Setelah dari pesantren, Arif pulang kampung, ia bekerja menjadi kuli ditempat tetangga-tetangganya, mayoritas usaha para tetangganya adalah membuat sapu, keset dan peralatan kebersihan. Upah hariannya sekitar 30.000 yang ia selalu berikan ke emaknya. hingga ia telah bekerja kurang lebih 4 tahun, kakak laki-lakinya tiba2 mendirikan usaha sendiri, yaitu pembuatan alat-alat kebersihan, akhirnya ia ikut kerja kuli di tempat kakaknya dengan upah yang lebih baik yaitu 40.000/hari, namun ketika ia bisa memasarkan product kakaknya akan mendapatkan bagi hasil yang lain lagi. Hingga suatu hari saat usianya menginjak 23 tahun ia bertengkar hebat dengan kakaknya soal pembagian uang yang menurutnya tak sesuai.
Dalam pertengkaran hebat itu, ia melarikan diri ke Sidoarjo, disana ia ditampung oleh sahabatnya yang bernama Umar, selama 1 bulan ia tak pulang ke kampungnya. Ia nekat untuk merubah nasibnya, ia sudah bosan di hinakan oleh keluarga dan tetangga-tetangganya sebagai orang miskin. Akhirnya ia mendatangi dukun di Malang Selatan dan buatlah dia perjanjian dengan setan yang terkenal dengan pesugihan.
Sepulang dari mencari pesugihan, Arif membuka usaha sendiri, dalam waktu kurang dari 1 tahun ia telah membangun pabrik kurang lebih 1000 meter dengan karyawan berjumlah 50 orang. Productnya diterima di luar kota dengan sangat baik, pesanan bahan-bahannya udah menggunakan kontainer besar, ia sukses menjadi pengusaha alat-alat kebersihan.
(belum selesai)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H