Tadi pagi, sekitar pukul 09:00 WP, Pilot asal Selandia Baru, Philip Mark Marthens, akhirnya dibebaskan oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Kodap III Derakma - Ndugama pimpinan Brigadir Jenderal Egianus Kogoya.
Pilot Marthens telah disandera selama 18 bulan. Selama itu pula Pemerintah dan Militer berusaha semaksimal mungkin membebaskannya. Berbagai pendekatan dilakukan baik dalam bentuk operasi intelijen, teritorial maupun tempur.
Semua operasi yang digencarkan baru membuahkan hasil hari ini. Pilot dibebaskan tanpa syarat dan dalam keadaan sehat. Terlihat ia menangis saat berkomunikasi langsung dengan istrinya yang sementara berada di Bali.
Bersamaan dengan itu, kita juga menyaksikan di berbagai media massa, aparat Militer "memamerkan" berbagai upaya mereka sehingga seolah-olah pembebasan pilot semata-mata merupakan upaya kerja keras mereka secara sepihak.
Pembebasan pilot dicitrakan sebagai manifestasi dari bentuk kemampuan negosiasi pemerintah melalui mereka dengan tokoh-tokoh agama, adat, perempuan dan terlebih keluarga dekat Brigadir Jenderal Egianus Kogoya.
Perlu kami tegaskan di sini bahwa, TPNPB-OPM juga cukup andil dalam proses ini. Mereka telah berupaya menjaga keselamatan pilot selama masa penyanderaan.
Rasanya agak menyedihkan ketika membayangkan upaya mereka menjamin keselamatan pilot di tengah hutan belantara, medan yang cukup berat dan antisipasi serangan-serangan Militer yang mungkin saja dalam sekejap dapat menghabiskan nyawa sang pilot.
Catat bahwa pembebasan pilot hari ini tidak mungkin terjadi jika tidak ada niat baik dari TPNPB-OPM.
Peristiwa penyanderaan semacam ini hampir mirip dengan penyanderaan yang dilakukan oleh Jenderal Keli Kwalik dan Daniel Yudas Kogoya terhadap para peneliti yang tergabung dalam ekspedisi Lorentz tahun 1996 silam.
Setelah pembebasan para sandera, aparat Militer dicitrakan bak "Malaikat Gabriel" yang membawa kabar sukacita kepada publik internasional. Sementara, TPNPB-OPM dicap sebagai kumpulan kawanan "Iblis" yang menyeramkan, sadis dan bar-bar.