Lihat ke Halaman Asli

Aris Yeimo

Alumnus STFT Fajar Timur Abepura - Jayapura

Korelasi Filsafat Pendidikan Menurut Platon dan Tan Malaka

Diperbarui: 26 Oktober 2023   11:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BBC Indonesia

Pada artikel ini penulis berupaya menguraikan secara ringkas dimensi filofis kedua pemikir besar, Platon dan Tan Malaka, dalam upaya mereka menoropong dunia pendidikan pada masanya. Penulis melihat bahwa dimensi filosifis yang ditawarkan masih relevan dengan upaya kita membangun pendidikan yang baik saat ini.

Platon (427-347) menulis buku berjudul Politeia (The Republic) untuk mendidik para pemimpin. Dia mengatakan bahwa hanya filsuf yang sangat cocok menjadi pemimpin negara. Seorang filsuf mampu menjadi pemimpin yang mencerminkan karakter negarawan. Dia merupakan manusia yang utama, elok dan baik (kalos kagathos) dari pada manusia yang lain (Cahyadi, 2017:196-204). Seorang filsuf mampu hidup secara seimbang, selaras dan terpadu dengan keutamaan (arete) dalam pikiran. Ia juga mampu mendidik masyarakatnya untuk memandang apa yang saharusnya dilihat, yaitu yang benar dan sejati.

Bagaimana mendidik seorang untuk menjadi negarawan yang kalos kagathos? Bagi Platon, pendidikan mestinya memfokuskan pada jiwa sebagai inti hidup atau jati diri manusia. Pendidikan yang menyentuh jiwa mampu mengarahkan manusia pada tujuan yang benar dari pendidikan itu sendiri. Hanya jiwa yang terawatt yang nantinya bisa melahirkan pemimpin dan masyarakat rasional yang baik, yang menjadi idaman setiap orang (Wibowo, 2017:51).

Ada tiga pengandaian dasar yang mesti dipahami untuk mengerti filsafat pendidikan Platon. Tiga pengandaian dasar ini merupakan pendidikan dasar yang menjadi fondasi untuk masuk ke pendidikan tinggi. Pertama, Platon menegaskan akan pentingnya merawat jiwa lewat pendidikan meskipun jiwa tidak mirip dengan benda inderawi yang kita jumpai sehari-hari. 

Akan tetapi, jiwa merupakan sebuah gerakan yang menggerakkan dirinya sendiri, dan sejauh bergerak dari dirinya sendiri maka ia disebut immortal (kekal). Pendidikan terhadapnya mampu sesuai dengan model yang diberikan kepadanya (Jalaluddin dan Abdullah, 2011:73).

Kedua, metode imitasi (ditiru) sangat penting untuk merawat jiwa yang terarah pada tujuan yang tepat. Hal yang perlu untuk ditiru adalah yang ilahi, yang menurut Platon selalu baik. Dengan meniru sesuatu yang baik pada dirinya (an sich), manusia akan mampu mengasimilasikan dirinya dengan yang ilahi. Ketiga, mitos (kisah-kisah mistis yang sudah dimurnikan) dipelajari demi pembentukan moral dan formasi intelektual bagi pemimpin negara.

Tan Malaka (1897-1949) hanya menerima satu dari tiga pengandaian pendidikan yang diajarkan Platon dalam memahammi filsafat, yakni merawat jiwa. Menurut Tan Malaka, jiwa peserta didik perlu dirawat dalam lembaga pendidikan agar tidak mudah dipengaruhi oleh kolonial Belanda. Dia menuliskan Medilog untuk membantu merawat jiwa peserta didik Indonesia. 

Medilog inilah yang memberikan cara, hukum dan pedoman bagi peserta didik Indonesia dalam menyelesaikan persoalan (Malaka, 2014:24). Medilog memuat pengetahuan rasional yang fungsinya membersihkan pemikiran takhayul yang melekat dalam peserta didik agar mereka mampu berdialektika secara logis.

Tan Malaka tidak mengarahkan peserta didik untuk belajar imitasi dan mitos seperti yang dianjurkan Platon. Malaka mengarahkan para peserta didik untuk tanggap dengan realitas sosial yang terjadi di tengah masyarakat. Dengan melihat realitas sosial secara utuh, peserta didik akan mampu menemukan duduk perkasa persoalan dan merumuskan solusi. Di sini, pendidik hanya berperan sebagai fasilitator; mengarahkan peserta didik.

Platon menyebut tiga bagian pendidikan tertinggi, seperti matematika, dialektika, dan praktik lapangan. Pertama, matematika berarti ilmu yang yang mempelajari besaran, struktur, ruang dan perubahan. Matematika mencakup ilmu hitung, geometri bidang dan geometri ruang. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline