Lihat ke Halaman Asli

Ari Rosandi

Pemungut Semangat

Menggali Minat Bakat Anak: Petualangan Mencari Warna

Diperbarui: 30 Juni 2024   11:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ILUSTRASI menggali minat dan bakat anak | Thinkstockphotos via Kompas.com

Seorang bijak pernah berkata, "Anak-anak adalah kertas putih yang siap diwarnai." Tapi, apakah kita benar-benar tahu warna apa yang mereka sukai? Seperti halnya memilih warna crayon yang tepat, menggali minat dan bakat anak bukanlah perkara yang bisa dipecahkan hanya dengan sekadar menekan tombol 'pencarian bakat instan'. Ini adalah perjalanan yang penuh dengan liku-liku, kejutan, dan kadang-kadang tawa.

Perjalanan Menemukan Harta Karun

Bayangkan kita sebagai penjelajah yang baru saja menemukan peta harta karun. Peta itu penuh dengan teka-teki dan petunjuk yang tersebar di seluruh penjuru dunia anak kita. Sayangnya, peta ini tidak dilengkapi dengan kompas, apalagi petunjuk arah. Jadi, bagaimana kita bisa mulai?

Pertama, kita harus membuka mata dan telinga. Ini bukan sekadar ungkapan klise, tetapi nasihat praktis. 

Dalam dunia yang serba cepat ini, terkadang kita lupa berhenti sejenak untuk benar-benar melihat dan mendengar. Anak-anak kita mungkin memberikan petunjuk halus tentang minat mereka. Bisa jadi mereka terpesona melihat burung terbang, atau mungkin mereka takjub dengan gemerlap bintang di langit malam. Jangan remehkan bisikan kecil yang terdengar remeh, sebab seringkali, di sanalah letak awal mula minat mereka.

Bakat: Sebuah Misteri Alam Semesta

Ada yang mengatakan bahwa bakat adalah anugerah dari Tuhan, seperti bintang jatuh yang diberikan secara acak. Namun, apakah kita percaya bahwa Tuhan hanya iseng memberikan bakat tanpa tujuan? Tentu tidak. 

Dalam diri setiap anak, tersimpan potensi besar yang menunggu untuk ditemukan. Tugas kita adalah menjadi astronom yang sabar, mencari bintang yang paling terang di antara kerlipan cahaya lainnya.

Namun, di tengah kesibukan, kita sering kali menjadi seperti robot yang hanya menjalankan rutinitas sehari-hari tanpa sadar bahwa anak-anak kita mungkin sedang memendam bakat luar biasa. 

Misalnya, anak kita yang suka mengutak-atik mainan bisa jadi ia adalah calon insinyur hebat. Atau yang suka corat-coret dinding mungkin punya jiwa seniman yang ekspresif. Ingat, bahkan Einstein dulu dianggap anak yang sulit diatur di sekolah!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline