Sosiologi budaya dapat diartikan bahwa segala sesuatu yang dilakukan oleh individu atau masyarakat yang bagaimana mereka melakukan sebuah interaksi social, relasi yang dilakukan dalam kehidupan sehari – hari untuk dapat dikatakan dengan sebuah kebudayaan dalam masyarakat.
Budaya masyarakat ini mencakup segala aspek mulai dari sistem pengetahuan, keyakinan, bahasa, kesenian, mata pencaharian, dan lain-lain.
Kebudayaan terbagi ke dalam sakral dan profan, sakral dalam artian ritual kepercayaan yang diakukan oleh komunitas ataupun masyarakat keagamaan merupakan bentuk manifestasi ekspresi budaya yang sakral.
Sedangkan budaya profan atau sekuler, dapat diartikan dalam bentuk budaya atau praktik-praktik yang bersifat duniawi, seperti olahraga, latihan atau kursus yang dapat mengasah skill itu dapat dikatakan budaya profan atau sekuler.
Terdapat dua teori mengenai Sosiologi Kebudayaan, yang pertama, ada dari tokoh sosiologi berkebangsawanan prancis bernama Emile Durkheim.
Dengan teori pendekatan structural fungsional-nya, Durkheim mengatakan bahwa culture atau budaya baik yang bersifat materiil maupun immateril mempunyai kekuatan untuk menjaga nilai solidaritas, itu dapat wujudkan dengan cara individu berpartisipasi dalam sebuah ritual ataupun kebudayaan, artinya individu ikut melestarikan dan juga menjaga eksistensi kebudayaan tersebut, sehingga semakin kuat nilai-nilai kebudayaan tersebut yang pada akhirnya akan menguatkan solidaritas kelompok masyarakat dengan saling menguatkan dalam menjaga kebudayaan masyarakat setempat.
Yang Kedua, ada teori pendekatan kritis yang pelopori oleh tokoh Sosiologi Jerman bernama Karl Marx.Marx mengatakan bahwa budaya bisa menjadi alat dominasi pihak berkuasa atas pihak yang dikuasai.Pihak yang mendominasi biasanya diperkuat oleh sistem ekonomi kapitalis sehingga apapun dan sekeras bagaimana pun cara pihak yang lemah tersebut bertindak akan kalah oleh pihak yang mendominasi.Budaya kerja keras yang dilakukan oleh kaum bawah (buruh) itu akan semakin membuat pihak pemodal semakin kaya dan para buruh akan tetap dibawah kendali kaum pemodal.
Kluckhon berpendapat ada 7 unsur kebudayaan secara universal, yaitu :
- Bahasa
- Sistem mata pencaharian hidup
- Sistem religi
- Sistem pengetahuan
- Sistem teknologi dan peralatan
- Sistem kesenian
- Sistem kekerabatan, dan organisasi kemasyarakatan
Wujud kebudayaan menurut J. J. Hoenigman dibedakan menjadi 3 :
- Gagasan (wujud ideal)
- Kebudayaan yang berwujudkan kumpulan ide-ide, norma-norma, nilai-nilai, peraturan dan sebagainya yang bersifat abstrak, yang terdapat dalam kesepakatan maupun afirmasi dari masyarakat terhadap suatu nilai dan norma yang dipegang.
- Aktivitas (tindakan)
- Bentuk tindakan yang konkret, yang dilakukan individu dalam sebuah masyarakat, yang dapat dilihat, dan juga berinteraksi menjalin komunikasi antar individu masyarakat sesuai dengan adat istiadat, ataupun pola sistem sosial yang diyakini.
- Artefak (karya)
- Wujud kebudayaan fisik hasil dari produksi tindakan dan juga gagasan sehingga pada akhirnya terbentuknya suatu karya yang nyata dari proses tersebut.Karena wujud kebudayaan yang satu dengan yang lainnya saling terhubung dan menguatkan.Inilah proses yang dapat dilihat, diraba dan dirasakan manfaat kegunaan-nya.
Sedangkan komponen kebudayaan menurut Cateora, seorang ahli atropologi, membagi elemen komponen kebudayaan menjadi 6 :
- Kebudayaan material, elemen ini mengacu kepada ciptaan manusia yang konkret dan tidak abstrak, seperti : alat elektronik, alat transportasi, bangunan-bangunan dan lainnya.
- Kebudayaan nonmaterial, segala bentuk kebudayaan yang bersifat abstrak, seperti : cerita rakyat, dongeng, lagu, sistem sosial dan yang lainnya.
- Lembaga sosial, sebuah tempat atau wadah yang memiliki peran yang sangat besar dalam mengelola hubungan, interaksi di masyarakat, karena itu menjadi dasar tatanan social yang berlaku pada masyarakat.
- Sistem kepercayaan, hal yang dapat mempengaruhi cara berinteraksi, perilaku sehari-hari maupun arah gerak hidupnya.
- Estetika, berkaitan dengan seni dan kesenian, hal tersebut disesuaikan dengan nilai kedaerahan masing-masing yang memiliki makna dan simbol yang berbeda.
- Bahasa, alat yang digunakan untuk berkomunikasi antar individu atau masyarakat, bahasa memiliki kesulitan tersendiri apabila dilakukan oleh pengguna yang berlainan bahasa dan keunikan bahasa yang dimiliki tiap daerah.