Menurut KBBI, sains adalah pengetahuan sistematis tentang alam dan dunia fisik. Di dalamnya, berlaku berbagai cabang ilmu yang di antaranya fisika, kimia, biologi, dan lain sebagainya. Semua cabang ilmu itu memiliki cakupan bahasan yang berfokus pada bidang ilmunya masing-masing. Sebagai contoh, Fisika merupakan ilmu dasar yang berfokus pada tentang cara kerja alam semesta. Sedangkan kimia, secara sederhana didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari komponen alam semesta.
Dalam dunia pendidikan Indonesia, kita kerap menyebut kesemua itu dengan sebutan MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam). Di mana di dalamnya termaktub banyak ilmu sains dasar yang menjadi pondasi keberadaan ilmu-ilmu eksakta lain seperti teknik, kedokteran, dan lain sebagainya.
Sains sendiri dalam argumen saya, dianggap memiliki kedudukan yang berbeda dengan ilmu filsafat. Hal ini dikarenakan walaupun Sains adalah landasan utama dalam ilmu eksakta yang telah berkembang jauh saat ini, ilmu MIPA ini juga tidak lepas dari peran sang induk, yakni filsafat.
Filsafat, menurut para sebagian ilmuan zaman dahulu, dianggap berkedudukan sebagai ibu ilmu pengetahuan. Anggapan demikian dikarenakan filsafatlah yang mendasari semua pemikiran tentang keseluruhan kejadian di alam semesta ini.
"Mengapa?", ialah sepenggal kata yang mungkin mengubah peradaban mistika yang selama ini kita kenal melalui sejarah pemikiran manusia. Di mana, kerap kali perasaan mendahului logika. Melalui pertanyaan " Mengapa?", seluruh kejadian alam raya ini mulai bisa dijelaskan satu per satu.
Dalam kaitannya dengan ilmu sains, pertanyaan "Mengapa?" inilah yang menjadi alasan Newton menemukan gravitasi. Hal ini juga berlaku sama kepada semua saintis yang telah menemukan penemuan dari suatu fenomena di alam raya yang maha luas ini. Peradaban yang kita kenal saat ini juga merupakan buah dari kita yang selalu mendahulukan di atas .
Oleh karenanya, tidaklah tepat jika kita menganggap kedudukan ilmu sains setara atau bahkan melebihi kedudukan ilmu filsafat. Karena sejatinya, filsafatlah yang mendasari seluruh garis ilmu pengetahuan. Ia mengatur pemahaman kita mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan pola ritmik alam semesta ini.
Walaupun kajian ini tak sepenuhnya akan disetujui oleh pembaca, tapi pembaca bebas membagikan pandangannya melalui komentar yang telah disediakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H