The Suicide Squad baru saja dirilis secara global pada tanggal 6 Agustus kemarin dan hingga saat ini masih belum berhenti membuat para penggemar di seluruh dunia berdecak kagum.
Berbagai kritik positif dari kritikus-kritikus film terus membanjiri film yang disutradarai oleh James Gunn ini. Pada laman Rotten Tomatoes, film ini juga mendapat predikat certified fresh dengan skor mencapai 92%.
Film DC yang bercerita tentang sekelompok penjahat super dari penjara Belle Reve ini merupakan sekuel dari film Suicide Squad yang rilis 2016 lalu. Masih dengan alur utama cerita yang sama, film ini berfokus pada Amanda Waller, sosok yang bertanggung jawab dibalik terbentuknya Task Force X, yaitu unit operasi khusus yang beranggotakan para kriminal berbahaya.
Mereka dipilih secara pribadi oleh Waller dan diberi tugas berat untuk membela negara, dengan imbalan pengurangan masa tahanan sepuluh tahun.
Begitu beratnya misi yang diberikan sehingga muncul istilah “suicide squad” (kelompok bunuh diri), karena seakan-akan mereka pergi hanya untuk mencari mati. Meskipun begitu, ada banyak aspek dan hal baru yang membuat film ini terasa berbeda dan lebih mengena dibandingkan dengan film sebelumnya.
LEBIH BRUTAL, dengan komedinya yang makin liar
Satu pertanyaan yang dapat menggambarkan betapa layaknya film The Suicide Squad mendapat rating R (restricted/dewasa) adalah; apa jadinya jika sebuah film superhero dibuat dengan gaya Quentin Tarantino?
Bagi yang sudah pernah menonton Once Upon a Time in Hollywood, pasti tidak asing dengan sosok Quentin Tarantino; sutradara eksentrik yang terkenal akan sentuhan violence dalam tiap filmnya.
Di sini James Gunn sangat berhasil memasukkan unsur kekerasan ala Tarantino ke dalam film garapannya. Begitu banyak adegan brutal berdarah-darah yang ditata dengan sangat indah. Dan yang paling penting, sesuai dengan konsep cerita.