Lihat ke Halaman Asli

Arip Senjaya

Dosen, pengarang, peneliti

Manfaat Buruk dan Dampak Negatif

Diperbarui: 30 September 2022   09:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Manfaat adalah irisan yang diciptakan oleh hasil dan dampak. Irisan tersebut terbelah dua yang apabila kita beri predikat baik ia mengarahkan bobotnya menjadi hasil, dan apabila diberi predikat positif ia mengarahkan bobotnya ke dampak. Dalam bahasa Inggris dampak itu disebut benefit, hasil outcome, dan dampak impact.

Kadang-kadang kita menggunakan tiga istilah tersebut secara bebas: benefit digunakan untuk hasil dan jarang memang digunakan untuk dampak, tapi mungkin saja ada yang menggunakannya sampai sesalah itu. Hal yang sama dialami outcome yang kadang dipahami sebagai manfaat dan jarang digunakan untuk menyebut dampak meski boleh jadi ada yang menggunakannya sesalah itu.

Yang jadi masalah, di mana kita menaruh tempat untuk manfaat buruk dan dampak negatif? Di ruang irisan mana keduanya boleh kita lihat secara dekat?

Tradisi ilmiah yang berkembang dalam praktik-praktik kuantitatif, pengujian hipotesis, rupanya sering berpikir bahwa kesuksesan penelitian adalah apabila menghasilkan manfaat baik dan dampak positif. Apabila hipotesis gagal dibuktikan, maka peneliti berpikir penelitiannya gagal.

Salah kaprah ini membuat hampir tak ada skripsi dan penelitian para guru dalam PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang gagal dalam pengujian, semua berakhir dalam keterbuktian hipotesis. Mereka tidak menyadari bahwa manfaat buruk dan dampak negatif selalu ada dalam segala hal. Kita tidak mungkin dapat melihat terangnya dunia tanpa unsur-unsur gelap di sekitarnya. Maka wajar kalau pemanasan global mulai dilupakan ---yang penting energi baru ditemukan; keterasingan individu adalah soal lain ---yang penting perkembangan kota; kemiskinan hanya sisi lain dari perkembangan ekonomi multinasional, dll.

Karena kita masih sering salah memahami manfaat, hasil, juga dampak. Kita terlalu positif. Kita melupakan yang buruk dan yang negatif.[]

Arip Senjaya dosen filsafat Untirta




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline