Masyarakat Indonesia khususnya yang tinggal di Jawa pasti sudah tidak asing lagi dengan nama Angkringan. Sebuah gerobak bertenda yang mejajarkan berbagai jenis jajanan dan makanan yang beroperasi dari sore sampai malam dini hari.
Angkringan sering dijumpai pada trotoar pinggir jalan, dan pada umumnya bisa menampung 5-8 orangan dan bisa lebih apabila ditambahkan space di samping gerobak dengan dialaskan tikar ataupun spanduk bekas untuk lesehan. Memiliki konsep dipinggir jalan ini tidak membuat angkringan sepi akan dengan peminat. Peminat dari angkringan ini justru banyak dari semua kalangan, mulai dari tukang becak, pelajar, mahasiswa, sampai pegawai kantoran pun sering mampir ke tempat ini untuk makan.
Meskipun dianggap tempat rendahan oleh sebagian orang justru angkringan di zaman sekarang sudah menjadi bisnis yang lumayan. Banyak angkringan yang memiliki konsep caf dengan fasilitas yang memadai. Dengan adanya konsep caf ini, nama angkringan pun langsung naik daun dan tersebar diseluruh daerah. Walapun sudah banyak para pesaing angkringan konsep caf ada dimana-mana, tidak menutup kemungkinan angkringan dengan konsep awal sepi peminat.
Dengan sajian menu yang murah ini, angkringan menjadi jalur alternatif untuk mengisi perut pada malam hari oleh masyarakat. Dengan bermodalkan uang 10.000 saja bisa menikmati menu-menu yang dijajarkan di angkringan. Sebagai contoh menu yang dijajarkan seperti sate usus, sate telur puyuh, aneka gorengan, susu jahe, dan lain sebagainya. Tak lupa juga nasi kucing, nasi dengan ukuran porsi kecil yang berlaukan tempe, ikan, sambal dengan dibungkus daun pisang ini menjadi menu ikonik disetiap angkringan. Dengan berbagai macam menu yang banyak ini kita bisa menikmatinya sampai perut kenyang.
Walaupun memang harganya yang bersahabat, makan di angkringan pun tidak bisa sekali kenyang. Setidaknya untuk menyantap nasi kucing kita harus makan dua sampai tiga bungkus untuk bisa mengisi perut yang lapar. Untuk jajanan seperti sate-satean dan gorengan hanya sebagai pengganjjal perut saja. Dengan begitu tidak sedikit palanggan angkringan yang makan cuma sekali ambil saja. Dan karna perkembangan zaman ini, angkringan yang berkonsepkan caf juga sering dijadikan tempat ngumpul dan nongkrong oleh kalangan pelajar.
Dengan harga yang murah ini membuat kita kadang tidak sadar bahwa kita sudah mengambil banyak makanan di angkringan. Niat hati kita ingin menghemat pengeluaran untuk makan di agkringan, malahan tanpa sadar kita justru makan hingga harganya mulai mahal. Ini terjadi dikarenakan porsinya yang sedikit yang mengharuskan kita makan dua sampai tiga kali porsi untuk memenuhi perut kita yang lapar. Oleh karenanya, harga yang satuannya murah menjadi mahal karna kita mengambil dengan porsi yang banyak. Tentu saja ini akan membuat stok menu dari angkringan ini ludes terjual tanpa sisa.
Konsep usaha angkringan ini akan sangat menguntungkan bagi si penjual. Dengan mejual menu harga yang murah dan porsinya yang sedikit ini menuntut untuk pembeli agar membeli tidak cuma satu porsi saja. Hal ini membuat keuntungan yang sangat besar bagi penjual untuk kembalinya modal penjualan mereka. Oleh karena itu, kini kita sudah sering sekali kita melihat angkringan-angkringan yang bermunculan di setiap pinggir jalan. Dengan alasan hasil keuntungan yang luar biasa.
Bisnis angkringan memang menguntungkan, hal ini pun membuat orang-orang berlomba memulai karirnya dengan membuka angkringan. Maka dari itu, dengan banyaknya pesaing angkringan yang ada membuat para penjual angkringan akan membuat konsepan yang menarik untuk menarik pelanggannya. Hal ini yang menjadi landasan terbentuknya konsep caf dengan fasilitas yang memadai agar para pelanggan datang ketempat mereka.
Tempat yang strategis, tempat yang bersih, makanan yang enak dan yang pastinya murah adalah hal yang wajib ada jika ingin memulai usaha angkringan. Faktor tersebut pastinya yang dicari-cari oleh masyarakat ketika ingin mampir dan makan ditempat tersebut. Dan dengan adanya tempat yang nyaman dan fasilitas yang memadai ini akan menjadikan lahan untung bagi pemilik angkringan nantinya. Maka dari itu pemilik bisa menaikkan harganya sedikit dengan menjual fasilitas yang ada untuk menambahkan keuntungan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H