Lihat ke Halaman Asli

Arip Imawan

Arip seorang Lawyer, Blogger, Traveler

Jangan Turuti Gengsi, Covid-19 Waktu Terbaik Introspeksi Diri

Diperbarui: 5 Mei 2020   05:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

@sadabuan/instagram

Sebulanan ini banyak orang kelimpungan karena faktor keuangan. Dampak Covid-19 membuat ekonomi terpuruk disegala bidang, kaya miskin, PNS swasta, semua kena imbas.

Sebagai konsultan hukum, sebulanan ini banyak yang konsultasi terkait restrukturisasi kredit di perbankan maupun leasing, bahkan ada yang terjerembab dalam lubang renternir akibat sudah gali lobang tutup lobang mentok. Saya yang tidak mengalami ketika mendengar curhatan dan sebab muasalnya jadi nahan nafas dalam-dalam.

Dari beragam kasus tersebut, saya ambil kesimpulan bahwa gaya hidup telah merubah perilaku mereka. Seiring naiknya status maka gaya hidup pun ikut naik. Ketika penghasilan naik keinginan pun naik, ini yang berbahaya jika gengsi dan gaya hidup mewah sudah merasuki jiwa.

Tahun 2000 saya pernah punya upline di MLM, tiap ada hp keluaran terbaru mesti ia beli, makan selalu direstoran ternama, dihadapan downline uang dikipas-kipaskan, bahkan puluhan cek bank lippo dijejer tinggal di cairkan. 

Waktu itu saya pun ngiler bagaimana ya caranya agar bisa seperti dia. Untung waktu itu ada kacab pak Malik Abu Bakar almarhum, beliau berpesan pada saya "Arip, hp mu bisa untuk SMS dan telpon?" 

Saya jawab bisa, beliau meneruskan nasehatnya "Arip, jangan ikuti upline mu yang gonta ganti hp untuk nuruti gengsi, itu bahaya, fungsinya hp untuk komunikasi, yang penting bisa untuk telpon dan nerima SMS sudah cukup" nasehat itu sampai sekarang membekas, jika HP betul-betul rusak saya baru beli baru

Ketika kita sehari berpenghasilan 50 ribu / sebulan 1,5jt, yang kita pikirkan cukup untuk makan, bisa bayar listrik dan PDAM tidak telat saja sudah untung. 

Namun, ketika penghasilan kita naik sehari 100 ribu / sebulan 3 juta, yang tadinya cukup untuk makan dan bayar listrik PDAM, nafsu keinginan untuk lebih mulai merasuki fikir, pingin punya kulkas, pingin punya motor, pingin punya HP bermerk dan seterusnya.

Keinginan memiliki sesuatu itu boleh, asal bisa mengukur diri, mampu tidak ? Itulah yang saat ini terjadi, merasa mampu bayar karena kerjaan sudah pasti, usaha lancar dan sebagainya, iming-iming kredit murah pun diambilnya, sekarang ada DP nol rupiah bisa langsung bawa motor, bahkan HP pun bisa kredit, begitupun pakaian semuanya bisa kredit. 

Akhirnya kita kerja siang malang banting tulang terima gaji tinggal slip/catatan saja karena gaji langsung untuk bayar kreditan, capeklah kita. Akibat kredit pikiran bisa kalut dan rumah tangga pun terancam sengkarut, apalagi jika ada kebutuhan mendadak ada keluarga yang sakit dan sebagainya, ketika uang habis untuk bayar kredit mau tidak mau usaha cari pinjaman pun dilakukan, jadilah gali lobang tutup lobang seperti lagunya bang Rhoma Irama

Sering kali saya sampaikan pada keluarga maupun teman, jangan turuti gengsi, karena gengsi akan membunuhmu, mungkin orang akan takjub dengan kita ketika status kita naik, punya kendaraan, punya rumah mewah, punya usaha banyak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline