Stunting menjadi topik yang hangat dibicarakan akhir akhir ini, menurut WHO pada tahun 2015 stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kekurangan gizi kronis, kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, dan beberapa faktor lainnya, di Indonesia jumlah stunting masih sangat tinggi, pada tahun 2022 kementerian kesehatan mengumumkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang menyatakan bahwa 21,6 % anak di Indonesia mengalami stunting, sedangkan menurut sebaratan data stunting Ditjen bina pembangunan daerah - kementerian dalam negeri jumlah balita yang mengalami stunting mencapai angka 15 juta hal ini tentu sangat mengkhawatirkan dan memiliki pengaruh yang sangat besar kepada perkembangan peserta didik.
Menurut Mohammad Ali dan Asrori Perkembangan lebih mengacu kepada perubahan karakteristik yang khas dari gejala-gejala psikologis ke arah yang lebih maju. Perubahan seperti itu tidak terlepas dari perubahan yang terjadi pada struktur biologis, meskipun tidak semua perubahan kemampuan dan sifat psikis dipengaruhi oleh perubahan struktur biologis.
Stunting dapat menghambat perkembangan anak baik motorik maupun kognitif yang mana hal itu sangat berbahaya bagi masa depan anak, Anak dengan stunting memiliki peluang lebih besar mengalami perkembangan motorik yang terhambat dan dibawah rata rata, stunting juga dapat menyebabkan rendahnya IQ.
Stunting memiliki dampak biologis terhadap perkembangan otak dan neurologis yang dapat menyebabkan penurunan kemampuan kognitif yang akan berdampak pada kurangnya kemampuan dalam belajar. Stunting tidak datang tiba tiba keadaan stunting biasanya muncul karena mengalami kekurangan gizi dalam waktu yang lama bahkan saat masih dalam kandungan, selain kekurangan gizi lingkungan juga bisa menjadi penyebab dari stunting seperti air yang tidak bersih atau tercemar limbah.
Stunting adalah masalah serius yang harus dihadapi bersama sama, pemerintah dalam hal ini terus berusaha yang dibuktikan dengan berkurangnya jumlah anak yang mengalami stunting dari tahun ke tahun. Kita sebagai orang tua maupun calon orang tua harus aktif dan tanggap dalam menangani keadaan ini, pentingnya memberikan makanan yang tidak hanya membuat kenyang anak tetapi memiliki gizi yang cukup.
Pemerintah wajib turun lebih aktif untuk mengatasi masalah ini, memberikan akses air bersih kepada setiap masyarakat, dan mencegah terjadi pencemaran air bersih maupun lingkungan yang disebabkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Stunting sangat berpengaruh dan memiliki dampak buruk kepada perkembangan peserta didik, tentu masalah stunting di Indonesia lebih rumit lagi tapi saya berharap tulisan ini dapat menjadi pengingat kepada kita semua untuk menjaga dan memberikan yang terbaik kepada anak anak kita agar mereka dapat tumbuh dan berkambang secara semestinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H