Lihat ke Halaman Asli

#4

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Laki laki itu mendorongku ke sebuah tembok dipinggir jalan, menahan dadaku dengan lengan kirinya, dan tangan kanannya memegang tangan kiriku, mendekatkan kepalanya ke mataku, kata katanya mengintimidasi. "Apa yang lo lakukan, boy", baru kali itu aku melihat rupa wajahnya berubah merah, sebab selama ini aku pikir laki laki ini laki laki pemalu, manja dan ga ada tampang seramnya sedikitpun.

"Maksudmu apa"

"Kenapa dia deket deket lo, dia ngomong apa?, boy, kenapa surat ini ga dikasih" sambil merogoh ke kantong bajuku. Kemudian meletakknya dihidungku.

"Sudah itu, mata lo buta apa, dia yang balikin lagi" aku berontak

"Tapi surat ini harus diberikan ke dia, lo gw bayar buat itu, trus dia bisikin apa tadi?"

"Maksud lo apa sih, duit segitu aja, pake marah marah segala, kalo lo berani, lo kasih aja ke dia sendiri, emang gw anjing lo apa", Aku berjalan mundur menjauhi dia. Tiga langkah kemudian aku berbalik berjalan membelakanginya.

"Woi, boy, gw masih ada urusan sama lo, gw bayar"

"Sori, gw udah males"

"Gw bayar 2 kali lipet"

"Ogah" aku terus melangkah.

"Gw bayar 4 kali lipet deh, boy eh boy". Dan akhirnya "Ok setengah juta"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline