Lihat ke Halaman Asli

Upload Foto Habib Alex dalam Teropong Antropologi

Diperbarui: 7 Oktober 2023   20:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: detik.com

Selama seminggu terakhir ini, media sosial Kita diramaikan oleh postingan foto seorang Habib dari Kota Probolinggo, lebih tepatnya dari Desa Brani Kulon Kecamatan Maron. Beliau adalah Habib Muhammad bin Muhammad Shodiq bin Husain bin Hadi Al-Hamid, atau yang lebih familiar dikenal dengan Habib Alex, atau Ye' Muhammad bagi masyarakat Maron sendiri. Trendingnya foto Beliau di sosial media bukanlah tanpa alasan, hal ini didasari dari permintaan Beliau sendiri, dan berdawuh akan mendoakan semoga diberi keberkahan kepada siapa saja yang mengupload foto Beliau di sosial media (bisa disearch videonya).

Di samping trendingnya foto Beliau, bukan negeri +62 namanya jika tidak terjadi pro dan kontra, baik di ruang lingkup bahasan ilmiah maupun komentar-komentar liar tanpa dasar. Kelompok yang pro lebih simple dalam menyikapi fenomena ini, alasan mereka menuruti permintaan dari Habib Alex sebatas mengais berkah dari Beliau yang mana selain berstatus sebagai seorang Habib juga dikenal sebagai ba'dlu al-Shalihin. Kelompok yang kontra lebih "ruet" jika dibandingkan dengan yang pro. Mengapa? sebab mereka merasa tindakan ini lucu dan sia-sia, bagaikan muncul dalam benaknya bahwa "Emang bisa ta dapat barokah dengan hanya memasang foto?" dan tak jarang menuai komentar negatif dan tidak etis.

Bagi Penulis pribadi, fenomena adalah ruang lingkup kajian antropologi. Yang jika dipelajari terlebih dahulu teorinya, pembaca mungkin akan menemukan alasan dari trendingnya foto Habib Alex. Bagaimana pembahasannya, kita lanjutkan di bawah ini.

Dalam buku Pengantar Ilmu Antropologi, Koentjaraningrat menjelaskan tentang konsep religius. Dalam Bab 9 Etnografi, sub bab J tentang sistem religi dijelaskan bahwa, adanya suatu keyakinan religi dalam diri manusia muncul sebab adanya perasaan membutuhkan kepada suatu kekuatan ghaib atau supranatural yang tidak dimiliki oleh individu yang bersangkutan. Selain teori tersebut, juga dikuatkan dari psikologi ummat muslim khususnya di Indonesia yang memposisikan seorang pemuka agama di puncak piramida kasta sosial serta menganggapnya sebagai sosok yang harus dimuliakan.

Jika teori tersebut dihubungkan dengan trendingnya foto Habib Alex, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa, sang uploader mengharap suatu kekuatan supranatural yakni doa barokah atau keberkahan dengan perantara doa dari Habib Alex yang meminta memasang foto Beliau. Kasus seperti ini sebenarnya sudah banyak terjadi di lingkungan ummat muslim di pedesaan, yang sowan kepada shalihin atau mengundang shalihin untuk hadir di kediamannya dengan niatan meminta doa atau berharap barokah. Hanya saja, kasus dari Habib Alex ini terjadi di sosial media, bukan secara face to face.

Jika muncul pertanyaan, apakah tindakan ini mujarab? Kembali lagi kepada individunya, kembali lagi dalam konsep religi dalam antropologi yang menitikberatkan terhadap suatu perasaan atau keyakinan.

Beginilah penjelasan singkatnya, berdasarkan teori dari sumber yang kredibel. Semoga penjelasan singkat ini dapat bermanfaat dan turut mengembangkan kajian antropologi dan mengembangkan budaya literasi.

Salam literasi dan tidak menjudge sebelum mempelajari!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline