Lihat ke Halaman Asli

Jangan Ngaco dengan Sejarah

Diperbarui: 7 Juli 2022   20:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kapitan Pattimura di uang kertas pecahan serebu, sumber: finance.detik.com

Akhir-akhir ini ada sebuah berita yang membuat heboh jagat dunia maya, sebuah klaim konyol dari seorang public figure. Dia mengklaim bahwa salah satu pahlawan nasional Indonesia, yang wajahnya pernah menghiasi uang lembar pecahan Rp. 1000,- adalah seorang muslim, bahkan memimpin pesantren yang santrinya diajak berjuang merengkuh kemerdekaan. 

You know lah siapa pahlawan tersebut, dialah Thomas Matulessy yang lebih familiar dengan sebutan Kapitan Pattimura.

Public figur tersebut juga mengatakan jika nama asli Pattimura dalah Ahmad Lusi, bukan Thomas Matulessy. Dugaan ini tentu dibantah oleh keturuan Pattimura, yang mengatakan jika identitas kakek buyut mereka tidak seperti yang diklaim oleh public figur itu, dan menegaskan jika Pattimura adalah penganut Katholik sejak lahir hingga akhir.

Satu lagi, jika pembaca adalah generasi 90-an, atau minimal lahir di tahun 2000, mungkin pembaca tahu sebuah serial bergenre legenda dari daratan china yang mengisahkan seorang Bhiksu yang mengembara ke barat untuk mendapatkan kitab suci, bhiksu itu memiliki dua murit, yang keduanya berfisik bagai kera dan babi, sisanya hanya manusia biasa meski juga memiliki kesaktian.

Yap, tepat sekali serial ini di Indonesia berjudul Kera Sakti, yang mana judulnya diambil dari tokoh utama, yaitu murid bhiksu tadi yang berfisik kera, Sun Go Kong namanya, Raja Kera dari Gua Shuilien.

Apa hubungannya artikel ini dengan Sun Go Kong? Tentu ada, karena dari Guru Go Kong, yakni Bhiksu Tong San Chong juga diklaim sebagai seorang ulama'. Wtf Bro!

Silahkan googling sendiri, Saya jamin muncul di teratas!

Fenomena ngaco dalam membahas sejarah ini sudah sering terjadi, salah satunya adalah klaim Gajah Mada adalah seorang muslim dengan nama asli Gaj Ahmada, Buddha Gautama adalah seorang Nabi, dan Borobudur adalah peninggalan Nabi Sulaiman, dan Nabi Sulaiman berasal dari Sleman. Mantep Cuy.

Tulisan ini adalah respon dari pembahasan ngaco yang kembali booming ini, sebuah tulisan sebagai bentuk perlawanan terhadap orang-orang yang dengan seenak jidat merubah sejarah. Dan di tulisan ini, tidak akan mengungkap fakta sejarah, namun akan mengungkap proses dalam sebuah penelitian sejarah yang tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Sejarah, di BAB 6 yang membahas tentang penelitian sejarah, Kuntowijoyo (1943-2005) memaparkan lima tahap dalam proses penelitian sejarah, yaitu: (1) pemilihan topik, (2) heuristik (pengumpulan sumber), (3) verifikasi (kritik sejarah/keabsahan sumber, (4) interpretasi (analisis data) dan (5) historiografi (penulisan sejarah). Aduh apaan tuh? Tenang, akan dijelaskan dengan singkat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline