Hujan turun deras di kota kecil itu. Tiap butir air terasa sejuk saat mengenai kulit. Orang-orang di kota kecil itu bergegas pulang, mencari tempat yang aman dari guyuran hujan. Hanya satu orang yang tetap berada di luar, seorang pemuda yang sedang berjalan di jalan raya, tanpa payung, tanpa topi, tanpa jaket.
Dia bernama Rendy, anak muda yang baru saja lulus kuliah dan kembali ke kota kelahirannya. Rendy merasa sedih karena kota kecil itu sudah tidak lagi seperti yang ia kenal dulu. Gedung-gedung tinggi dan modern telah menggantikan rumah-rumah kecil dan lapangan hijau tempat ia dan teman-temannya bermain saat masih kecil.
Dalam perjalanannya, Rendy bertemu dengan seorang anak kecil yang tengah berdiri di depan toko roti. Anak itu tampak kebingungan dan ketakutan karena hujan deras yang turun. Rendy memutuskan untuk membantu anak itu.
"Kamu mau ke mana?" tanya Rendy.
"Ke rumah saya," jawab anak itu.
"Baiklah, aku akan mengantarmu ke rumah," kata Rendy sambil tersenyum.
Mereka berjalan bersama-sama di bawah guyuran hujan. Rendy meminjamkan jaketnya kepada anak itu supaya anak itu tidak kedinginan. Anak kecil itu tersenyum bahagia ketika Rendy menggenggam tangannya erat. Mereka melintasi jalan raya yang sunyi dan gelap karena lampu-lampu jalan padam.
Saat mereka berjalan, Rendy mulai merenung. Dia teringat masa kecilnya di kota kecil itu. Dia dan teman-temannya sering bermain di lapangan hijau yang kini telah menjadi gedung-gedung tinggi. Rendy merasa sedih karena ia merasa kehilangan kampung halamannya.
Namun, saat Rendy melihat anak kecil itu menatapnya dengan mata penuh harapan, Rendy menyadari bahwa dia masih bisa memberikan arti pada kota kecil itu. Dia bisa membantu orang lain, seperti yang ia lakukan pada anak kecil itu.
Mereka sampai di rumah anak kecil itu. Anak itu memanggil ibunya dan mengatakan bahwa Rendy telah membantunya sampai ke rumah. Ibu anak itu terharu dan mengucapkan terima kasih kepada Rendy.