Lihat ke Halaman Asli

Ario Seno

Researcher; Writer

Hakikat Kemerdekaan

Diperbarui: 19 Agustus 2024   09:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari itu aku memilih izin bekerja. Aku hanya ingin berdiam di rumah saja. Aku sampaikan pada atasanku kalau aku sedang tidak enak badan dan ingin beristirahat seharian. Ya, memang itu ada benarnya. Tetapi selain itu aku juga ingin menanggalkan sejenak rutinitasku di dunia kerja dan fokus 100% pada aktivitasku sebagai penulis. 

Bangun tidur kunyalakan laptopku dan mulailah aku berselancar di dunia maya. Hingga muncul pengumuman bertuliskan "Sayembara Cerpen Tema Kemerdekaan". Lantas pengumuman itu membuatku berpikir, "apa sih makna kemerdekaan itu?"

Kemerdekaan = Kebebasan. Benarkah? Nyatanya tidak juga. Bisa saja pada akhirnya manusia terpenjara oleh kebebasannya sendiri. Coba lihat kehidupan di hutan belantara. Tanpa hukum, tanpa aturan, semua bebas jadi apa saja. Tetapi lihat Sang Rusa yang meskipun ia bebas berlarian kesana kemari hidupnya terancam oleh terkaman Sang Singa. Mungkin dalam hatinya berpikir "bilakah ada hukum yang melarang Singa memangsa Rusa?" Dan jangan lupa, Belanda menjajah Bumi Nusantara juga atas dasar Kebebasan yang dimilikinya dan bangsa-bangsa Eropa pada masanya, yang bernama Renaissance. Maka pemahaman kalau Kemerdekaan = Kebebasan justru bisa jadi menyesatkan pada akhirnya.

Lantas apa sih kemerdekaan itu? Ingatanku lalu menerawang hingga ke masa sekolahku dulu, yang...sedikit kelam. Aku teringat hari-hari ketika aku merasa jenuh yang teramat sangat dengan rutinitas persekolahan, tetapi mau izin aku takut dengan orang tuaku. Wajar karena saat itu bersekolah di sekolah negeri sekalipun masih perlu biaya orang tua. Hingga kini ketika aku sudah bekerja, tak ada lagi rasa takut seperti itu. Izin tinggal izin, tak betah tinggal cari pekerjaan lain, dan tentu aku berpenghasilan tetap. Tetapi...apakah aku bisa begitu karena dekat dengan atasanku? Karena nyatanya ada juga temanku di tempat kerjanya yang mau izin untuk keperluan mendesak saja harus lari-lari bahkan sembunyi-sembunyi. 

Hei...tunggu! Rasanya aku menemukan sesuatu. Kenapa aku merasa merdeka? Karena aku berpenghasilan dan dekat dengan atasanku. Aku berpenghasilan tetap sehingga dapat mencukupi kebutuhanku sendiri. Dan aku dekat dengan atasanku sehingga aku tak perlu merasa takut. Siapa atasan sejati dalam hidup ini? Tentu saja Tuhan! Ialah yang menciptakan alam ini beserta isinya. Ialah yang menciptakan negeri ini beserta kekayaan alamnya. Ialah yang menciptakan manusia Nusantara berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Ia pulalah yang memberikan rizqi kepada segenap makhluk ciptaan-Nya; Ia pulalah yang memberikan hidup, Ia pulalah yang menulis takdir. 

Tak perlu takut kelaparan. Tak perlu takut miskin. Tak perlu takut kehilangan pekerjaan. Sebab Tuhan adalah penciptamu. Kau ada atas kuasa-Nya. Maka mustahil Ia abai terhadapmu. Ialah yang menganugerahkan kemerdekaan pada setiap manusia. Ia pulalah yang mempertahankan kemerdekaan itu tetap ada. Coba bayangkan, bambu runcing dan senjata tradisional lainnya beradu dengan bom dan persenjataan-persenjataan modern. Apa lagi yang memenangkannya kalau bukan kuasa-Nya?! Ia pula yang tidak sekedar menciptakan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, tetapi juga mempersatukannya. Bayangkan ratusan suku bangsa tersebar di ribuan pulau, tetapi dapat bersatu padu memerdekakan negerinya! Hingga aku teringat ayat dalam kitab suci yang berkata "maka nikmat Tuhan yang mana lagi yang kau dustakan?" 

Jadi apa Hakikat Kemerdekaan? Ialah dekat dengan Tuhan Yang Maha Esa! Maka kau akan mendapatkan segalanya! Ingat: Segalanya!

Segera kuselesaikan cerpenku lalu kuambil air wudhu, kugelar sajadah dan kukenakan sarung. Aku hendak mendekatkan diri kepada-Nya. Menyampaikan rasa syukur pada-Nya atas kemerdekaan yang ia anugerahkan kepada bangsaku.

Biografi Singkat

Panggil saja aku Ario. Meskipun ada pula yang memanggilku Seno. Aku adalah seorang ASN yang hobi menulis. Senang rasanya bisa berkarya dan berbagi kepada sesama melalui tulisanku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline