Dalam kehidupan sehari-hari interaksi sosial antar manusia memang tidak bisa dihindari. Tiap interaksi seharusnya bisa membuat kita lebih memahami berbagai karakter yang ada di sekeliling kita. Seringkali kita menemukan sesuatu yang kita anggap tidak pas dari orang lain dipandangan kita. Berawal dari sesuatu yang tidak pas tadi bermunculan berbagai kritik dari diri kita untuk orang lain.
Hal yang sangat menyebalkan adalah saat orang yang melontarkan kritikan kepada kita tidak benar-benar mengetahui orang seperti apa kita. Mereka lebih seperti “Orang asing” bagi kita. Seringkali orang-orang asing tersebut memberi suatu komentar pedas kepada kita sedangkan kita sendiri merasa bahwa isi komentar tersebut bukan diri kita sama sekali. Pada akhirnya kritikan dari orang-orang asing tersebut lebih seperti sebuah tuduhan.
Memang seseorang yang melontarkan kritikan pasti mempunyai alasan kenapa dia sampai memberi kita kritikan tersebut. Kawan-kawan kompasianer, jika kita belum mengenal orang yang hendak kita lempari segudang kritikan, ada baiknya kita mencoba mengenal orang tersebut, bukan hanya sekedar tahu lalu kita sudah berani mengkritiknya dengan kritikan pedas.
Kita sebagai manusia hendaknya sudah jelas mengetahui bahwa “No Body’s Perfect”. Begitu pula dengan diri kita, bisa jadi kita juga sebenarnya tidak jauh lebih baik dari orang tersebut. Bayangkan jika kita berada di posisi orang tersebut, pasti kita juga sakit hati jika dikritik oleh orang yang hanya berpapasan dengannya di dalam kelas tanpa pernah mencoba berkomunikasi sebelumnya. Sudah menjadi keharusan jika kita tidak mengenal baik hendaknya kita menjaga segala ucapan kita. Adab untuk memberi kritik kepada seseorangpun seharusnya kita bisa menggunakan bahasa yang santun dan sopan, baik untuk seseorang yang kita kenal baik maupun yang kurang baik.
Lantas bagaimana jika kita adalah orang yang menerima kritikan? Apa sikap kita yang paling tepat untuk dilakukan? Pertama kita tampung segala ucapan mereka. Jika kritikan dari seseorang terasa terlalu pedas dan kita merasa isi dari kritikan tersebut sama sekali bukan mencerminkan diri kita, tampung saja dan jangan terbawa emosi. Jadikan segala sesuatu yang terjadi kepada kita sebagai sebuah pelajaran untuk hidup kita. Coba renungkan apa yang membuat orang lain sampai memberikan kritikan tersebut kepada kita. Dari situ bisa membuat kita selangkah lebih maju dari pada orang yang memberi kritikan kepada kita, karena kita tahu apa yang sebenarnya mereka pikirkan tentang kita, lantas kita bisa memperbaiki diri kita. Dari hal tersebut juga kita bisa belajar untuk ikhlas menerima segala kritikan orang, meski lebih sering seperti tuduhan bagi kita. Karena kita tidak perlu menjelaskan kepada orang lain bahwa kita tidak seperti yang mereka pikirkan, cobalah untuk merangkul orang tersebut sehingga mereka sendiri yang bisa mengubah peniaiannya tentang kita. Yang paling penting adalah jangan terlalu dipikirkan. Terkadang ada beberapa orang yang terlalu memikirkan sesuatu, sehingga bisa mempengaruhi keadaan psikisnya. Ini bisa berdampak sangat buruk, bisa jadi dia tidak bersemangat beraktivitas, atau dia menjadi pemurung. Hal ini perlu dihindari, pikirkan saja bahwa kamu yang lebih tau dirimu, bukan mereka. Tetap lakukan hal-hal yang menyenangkan, yang kamu suka, dan yang biasa kamu lakukan. Cari kegiatan yang positif agar tidak ada waktu untuk kita memikirkan kritikan tersebut terlalu dalam. Kritikan yang lebih seperti tuduhan-tuduhan tersebut akan hilang dengan sendirinya.
Jika kita meninggalkan sesuatu yang baik, maka kebaikan pula yang akan datang kepada kita. Maka jangan pernah melakukan hal buruk jika kita tak mau mendapatkan sesuatu yang buruk juga. Tidak ada orang yang sempurna, begitu pula kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H