Lihat ke Halaman Asli

Saat yang Muda Sudah Berani Korupsi

Diperbarui: 5 September 2015   18:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jika kita melihat tentang track record negara Indonesia tentang korupsi memang cukup membuat kita sedih. Tidak ada yang memungkiri bahwa negara kita adalah negara yang kaya akan sumber daya. Namun ditengah kayanya Indonesia, korupsi menjadi penghambat kekayaan Indonesia. Bagaimana tidak, kekayaan yang seharusnya bisa digunakan untuk pembangunan negara dan upaya-upaya meningkatkan kemakmuran rakyat nyatanya hanya dinikmati oleh segelintir orang. Korupsi di Indonesia sudah menyentuh berbagai aspek.

Keprihatinan akan korupsi terus bertambah ketika yang muda juga mulai melakukan praktik-praktik kotor ini, ini membuktikan bahwa ini bukan lagi membicarakan soal senioritas. Lantas mengapa yang muda juga sudah berani melakukan tindakan yang merugikan negara ini? Kalau kita mau membuka mata, korupsi sebenarnya sangat mudah dipelajari dari sekeliling kita. Seringkali kita menganggap biasa sesuatu yang tak biasa. Sedari kecil, anak-anak telah banyak melihat sesuatu yang nantinya akan menjadi awal mereka menganggap bahwa korupsi adalah hal yang biasa. Saat mereka mendapatkan nilai yang jelek, mereka melihat orang tuanya memberikan sesuatu bingkisan untuk guru mereka agar guru mereka membiarkan mereka naik kelas. Tidak dapat dielakkan hal tersebut masih banyak terdapat disekeliling kita. Jadi bukan suatu hal yang mengherankan lagi jika yang muda pun sudah berani melakukan tindakkan korupsi. Karena semenjak anak-anak mereka sudah melihatnya, dan jelas mereka akan berpikiran bahwa tindakan-tindakan yang sebenarnya buruk tersebut akan memperlancar segala urusan mereka.

Sekarang yang harus kita lakukan adalah mulai membenahi generasi yang ada. Memang kita yang muda selalu menjadi harapan perubahan bangsa yang lebih baik. Upaya-upaya pencegahan sudah harus disosialisasikan kepada generasi muda. Kurikulum juga seharusnya sudah lebih memberi perhatian tentang mental generasi muda, agar tidak semakin banyak generasi muda yang menganggap kejahatan korupsi sebagai hal yang sudah wajar di Indonesia. Selain itu, faktor keimanan juga harus ditanamkan sekaligus diperkuat sejak dini. Kebanyakan dari kita melakukan hal-hal yang buruk antara lain juga karena keimanan kita yang tidak kuat. Sehingga membuat kita merasa baik-baik saja dan merasa tidak bersalah saat kita melakukan sebuah tindakan yang tidak baik.

Jika melihat dari sisi lain, pelaku-pelaku korupsi tidak merasa jera karena hukuman untuk kejahatan korupsi tidaklah berat. Jika dibandingkan dengan kasus pencurian biasa, pelaku kejahatan korupsi dihukum lebih ringan. Hal ini menyebabkan dorongan kepada orang-orang yang berniat untuk melakukan tindakan korupsi untuk terus melaksanakan kejahatannya. Jika saja hukuman untuk pelaku korupsi mempunyai efek jera, dan seharusnya pelaku-pelaku korupsi di miskinkan sehingga orang-orang lain yang hendak melakukan hal yang sama bisa mengurungkan niatnya.

Seringkali tindakan memperkaya diri sendiri dilakukan bukan oleh orang yang miskin, namun malah dilakukan orang yang sudah memiliki harta yang cukup bahkan berlebih. Disini berbagai kasus korupsi bukan lagi didorong oleh faktor ekonomi. Pandangan hedonisme disebagian masyarakat kita menjadi salah satu pendorong korupsi. Sebagai generasi muda jelas kita sudah harus berfikir apa yang bisa kita berikan untuk negara kita, bukan hanya mengkritik pemerintah dengan kata-kata pedas ataupun hanya menjadi pendemo bayaran. Sebagai generasi muda kita sudah harus memiliki gagasan-gagasan dan tindakan konkrit atas masalah-masalah negara kita. Sudah seharusnya kita menjadi penerus bangsa yang mempunyai mental jujur, bukan penerus yang ingin mengambil hak orang lain untuk memperkaya diri sendiri. Mari kita ubah cara pandang kita tentang korupsi yang sudah ada di sekeliling kita. Kita generasi muda yang menjadi motor Indonesia yang bersih tanpa KKN. Sehingga uang yang seharusnya bisa membawa Indonesia sebagai negara yang makmur bisa benar-benar terwujud.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline