Lihat ke Halaman Asli

Ari Nugroho Putro

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan UNNES

KKN UNNES GIAT 5 Manfaatkan Momen Idul Adha Untuk Sosialisasi Cegah Stunting

Diperbarui: 11 Agustus 2023   08:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar

ari nugroho putro

Kamis (29/06/2023) di belakang masjid Baitul Fallah, Desa Kedungsari, Singorojo. Warga dan mahasiswa KKN UNNES GIAT 5 dalam suasana Idul adha, terlihat kompak dan antusias dalam mempersiapkan daging kurban. Total hewan kurban yang akan di bagi-bagikan kepada warga berjumlah 13 ekor kambing dan 1 ekor sapi.

Terlihat ramai, setiap orang saling bantu membantu kelancaran acara kurban yang terselenggara, ada yang menyembelih hewan kurban, memotong-motong daging, menyiapkan konsumsi, dan menyiapkan keperluan-keperluan lainnya.

Setelah semua daging selesai ditimbang dan dikemas, daging dibagikan secara serentak ke rumah warga dengan cara door to door secara langsung. Saat momen pembagian daging kurban, mahasiswa KKN UNNES GIAT 5 melakukan sosialisasi cegah stunting melalui masakan daging kurban yang bergizi.

“Daging kurban merupakan salah satu komponen gizi penting dalam mengatasi stunting, daging kurban mengandung protein hewani yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh kembang dan meningkatkan kualitas reproduksi. Olehnya momen idul adha ini harus kita manfaatkan untuk mensosialisasikan cegah stunting” ucap Gilang (22) selaku ketua KKN UNNES GIAT 5 di Desa Kedungsari.

Tionanda (22) sebagai salah satu anggota KKN UNNES GIAT 5 juga mengatakan hal yang senada “kita tidak boleh menyia-nyiakan momen idul adha ini, pembagian daging kurban bisa menjadi olahan makanan yang bergizi. Dan hal ini akan mencegah dan meminimalisir stunting.”

Saat proses pembagian daging kurban dan sosialisasi. Ketika ditanya kebanyakan warga memasak daging kurban sesuai selera tanpa mempertimbangkan gizi yang diperoleh. “Macem-macem mas, tergantung selera. Kadang di sate, kadang di semur, tapi kalau ditanya soal kandungan gizinya. Saya kurang tahu” tutur Vika (26) salah satu warga penerima daging kurban

Bukan hanya Vika, Rumiyati (55) juga menuturkan bahwa kurang tahu terkait kandungan gizi dari olahan daging kurbannya. “Kurang tahu mas, gizi yang terkandung dalam masakan apa saja. biasanya diolah semur, atau nggak dibuat sup. Enak itu mas, orang rumah pada suka.

Dalam sosialisasi yang dilakukan, mahasiswa KKN UNNES GIAT 5 banyak memberikan wawasan kepada warga tentang cara memasak daging kurban agar gizinya tetap terjaga dengan baik. Dan menekankan untuk tetap mempertimbangkan kandungan gizi saat memasak, agar kesehatan dan tumbuh kembang tetap terjaga secara optimal.

Dengan adanya sosialisasi ini, akan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, sehingga daging kurban dimasak dengan mempertimbangkan gizi yang terkandung. Apabila setiap masyarakat mengolah daging kurban dengan mempertimbangkan gizi, ini menjadi salah satu tindak nyata dalam mencegah dan meminimalisir stunting.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline