Lihat ke Halaman Asli

Arinta Setia Sari

Blogger dan Beauty Reviewer

Perangkat Listrik Portabel yang Mendukung Mobilitas, Mungkinkah?

Diperbarui: 26 Juni 2023   16:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Bluetti

Mau sungkem dan berterima kasih sama saintis di masa lalu yang berdedikasi meriset tentang listrik. Benjamin Franklin dengan eksperimen layang-layangnya, Allesandro Volta atas temuan baterainya, Otto Von Guericke atas generator listrik pertamanya, Michael Faraday dengan induksi elektromagnetiknya, dan sejumlah saintis lainnya yang terus bereksperimen serta mengembangkan inovasi di bidang kelistrikan

Apa jadinya jika kita hidup tanpa listrik?  Tentu saja lampu menjadi padam dan malam menjadi gelap gulita. Meskipun sebenarnya kita bisa dibantu dengan penerangan lain seperti lampu petromaks dan lampu teplok berbahan bakar minyak tanah. Tapi penerangan dengan lampu petromaks tidaklah bisa bertahan lama jika bahan minyak tanahnya habis. Apalagi jika pasokan terkendala akibat distribusi yang tidak merata, kita pastinya kesulitan menemukan minyak tanah. Dua dasawarsa silam minyak tanah bisa ditemukan di toko kelontong milik tetangga. Kini?

Saya teringat di masa kanak-kanak, ketika listrik padam otomatis para warga menggunakan penerangan berupa lampu teplok yang ditempel di dinding. Itupun harus dihemat penggunaannya. Pernah listrik padam beberapa hari dan saya belajar mengandalkan cahaya dari lampu teplok. Fyuh, untung nilai ujian tidak jeblok gara-gara mati listrik.

Begitu penting peranan listrik bagi kehidupan. Listrik merupakan sumber energi yang berperan vital bagi kebutuhan rumah tangga dan industri. Dengan adanya energi listrik kita bisa mengoperasikan berbagai perangkat elektronik seperti gawai, komputer/laptop, mesin cuci, pendingin/pemanas ruangan, penanak nasi, dan masih banyak lagi. Apalagi Di era kekinian moda transportasi  mengalami transformasi dan peralihan dari energi kotor ke energi hijau. Maka terciptalah inovasi bus, mobil, motor, hingga sepeda bertenaga listrik yang tentunya zero emission. Pun demikian listrik berkontribusi besar dan mendukung pelayanan  bidang medis, telekomunikasi, dan sebagainya. Maka dari itu bisa dipastikan hampir setiap rumah sakit daerah  punya genset yang sewaktu-waktu diaktifkan jika terjadi pemadaman listrik.

Saya juga ingin berbagi cerita sedikit. Ketika beranjak dewasa, tepatnya ketika memasuki tahun kedua kuliah, saya mengikuti kegiatan yang dijalankan oleh organisasi luar kampus. Kegiatan tersebut ada di berada di lereng gunung, dekat hutan, dan agak jauh dari pemukiman penduduk. Kami mendirikan kemah-kemah dalam kelompok.

Nah, sumber penerangan di malam hari berasal dari lampu-lampu yang terkoneksi dengan genset. Genset yang dipakai berbahan bakar solar. Celakanya, pas kegiatan di hari kedua, genset yang digunakan mati. Setelah dicek ternyata bahan bakarnya habis. Bukannya panita tanpa persiapan sama sekali, tapi ternyata pada saat kegiatan tengah berlangsung, bertepatan dengan terjadinya kelangkaan BBM.  Kebetulan pula pasokan solar di SPBU kosong sehingga panitia yang bertugas mencari solar datang dengan tangan hampa. Alhasil kami semua, baik peserta dan panitia tidur tanpa penerangan, hanya mengandalkan cahaya bulan. Aktivitas jelajah malam pun ditiadakan.

Seketika itu langsung membatin, seandainya ada genset portabel seperti powerbank, tidak mengandalkan bahan bakar minyak yang harganya cenderung fluktuatif, bisa buat charging peralatan elektronik yang dayanya besar. Pastinya sangat membantu jika sewaktu-waktu dibutuhkan, bahkan dalam keadaan darurat sekalipun. Apakah mungkin?

Genset portable yang saya bayangkan yakni ukurannya kecil, ringan (tak seberat dan sebesar genset berbahan bakar solar), desain kompak sehingga mudah dibawa ke manapun (misal mudah dijinjing atau ditaruh di bagasi mobil) intinya fleksibel dalam hal mobilitas, sangat berguna untuk kegiatan kemping, mancing, dan charging peralatan elektonik rumah tangga. Selain itu, sistem pengoperasiannya gampang dipahami, tidak berisik, dan tidak polutif alias zero emission.

Ternyata apa yang saya bayangkan di masa lalu terjawab setelah beberapa waktu lalu saya menonton channel youtube Bestindotech. Dari situ saya tahu bahwa inovasi teknologi di masa kini memungkinkan tercipta Portable Power Station berkapasitas 2000 watt. What? Listrik di rumah saya saja kapasitasnya 900 watt. Ini si portable power station sudah berkapasitas 2000 watt. Sangat memungkinkan buat charging banyak peralatan elektonik dan penyimpan daya listrik jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

Brand yang berinovasi menciptakan mini powerhouse atau Portable Power Station berkapasitas 2000 watt ini tak lain tak bukan adalah BLUETTI. Brand ini berasal dari Tiongkok dan produknya sudah digunakan di banyak negara. Bluetti merupakan brand yang didirikan oleh MaxOax Technology Co dan berbasis di Shenzhen. Masuk ke Indonesia pada Mei 2023, Bluetti berfokus mengembangkan dan memproduksi peralatan listrik yang mobile friendly dan pastinya ramah lingkungan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline