Apa yang paling bahagia bagi mahasiswa yang menempuh kuliah selama lebih dari empat tahun? Tentu saja menyelesaikan skripsi, sidang akhir, yudisium, dan wisuda. Bayangkan wajah sumringah orang tua ketika putra-putrinya berhasil menyelesaikan masa studi. Ada haru yang menyengat. Bahagia yang menyeruak. Meskipun tahun 2020 ini tidak ada selebrasi seperti tahun-tahun sebelumnya, tetapi momen wisuda menjadi salah satu momen paling membahagiakan.
Wulan merupakan salah satu mahasiswi paling berbahagia di tahun 2020 ini. Bulan November lalu kabar bahagia itu datang via whatsapp. "Mbak Arinta, bulan November ini aku wisuda. Seneng banget rasanya." Demikian chat Wulan mengawali pagi saya kala itu. Tentu saja kabar tersebut membuat saya ikut berbahagia. Kami video call hampir satu jam lamanya. Maklum saya dan Wulan terpisah oleh jarak. Saya di Pekalongan, Wulan di Jogja. Dulu kami satu kosan, Saya dan Wulan beda angkatan, beda jurusan. Saya cukup lekat dengan Wulan. Ketika ada apa-apa di kosan, saya selalu meminta bantuan Wulan dan ia dengan senang hati mengulurkan tangan. Bahkan ketika saya down soal skripsi, Wulan yang memberi semangat saya untuk tidak menyerah.
"Nek ono perlu opo-opo yo kondo wae karo aku Mbak Arin, mengko nek aku iso yo tak rewangi (Kalau ada perlu apapun bilang aja Mbak Arin, nanti kalau aku bisa bantu ya aku bantu)." Tawar Wulan Sembari mengantarkan saya ke kang fotocopy, mencetak berkas-berkas keperluan skripsi.
Idealnya mahasiswa menyelesaikan program studi ya 4 tahun, tapi Wulan Lebih dari 4 tahun. Patah hati membuat Wulan mandeg skripsi dan menghilang sementara dari kampus. Wulan harus menyembuhkan luka-luka di hati.
"Mbak Arinta beruntung ya, bisa jalan-jalan ke hutan di Kalimantan Tengah, Wulan ingin banget bisa jalan-jalan kayak Mbak Arin." Ujar Wulan kala itu sembari memberi bookmark pada buku The Naked Traveler-nya Trinity. Wulan pecandu akut buku-buku bertema perjalanan. Setahun lalu saya terbang ke Taman Nasional Sebangau, Wulan mendengarkan dengan antusias cerita perjalanan saya membelah hutan di Kalimantan Tengah.
"Wulan juga pengen ke hutan, Wulan kepikiran berkunjung ke Taman Nasional Baluran."
Demikianlah memori percakapan saya dan Wulan setahun silam. Bulan November ini dia dinyatakan lulus dari kampus. Saya tentu ingin berbagi kebahagiaan dengan Wulan. Gift box spesial adalah jawabannya. Pertama-tama saya mencari gift box apa yang cocok untuk wisudaan. Saya pun kepikiran memberikan buku Passport to Happiness yang saya pesan via marketplace, berikutnya voucher Gramedia dan frame wisuda yang saya pesan secara khusus. Tiga hari setelah saya checkout belanjaan di marketplace, kang paket JNE datang membawakan buku pesanan saya. Uaaaaaaa.
Wulan pasti senang jika tahu gift box yang saya kirimkan berisi Passport to Happines. Apa pasal? Buku ini memuat kisah perjalanan seorang blogger bernama Ollie yang memulai kisah perjalanan di 11 kota dunia. Mulai dari Ubud di Bali, Dublin, Moscow, London, Seoul, paris, Marakech, Istanbul, Almaty, Alexandria, hingga New York City. Dan Wulan suka banget buku dengan tema traveling.
Di Dublin, Ollie menemukan puisi-puisi yang menggetarkan hati. Cintaku pada puisi berawal dari sebuah jalan sibuk di Kota Dublin. Grafton Street, jalan yang menjadi pusat perbelanjaan di Ibukota Irlandia sangat ramai dengan turis yang memenuhi ruas jalan. Ini pertama kalinya aku ke Irlandia. Tanganku menyusuri buku-buku di rak putih Book Ustairs, sebuah toko buku di Dublin. Aku menemukan rak buku dengan tulisan besar, 'Irish Poetry.' Aku semakin penasaran." Tutur Ollie dalam buku Passport to Happiness.