Lihat ke Halaman Asli

Arinta Adiningtyas

"Sinau Tanpa Pungkasan"

Tampung Air Hujan, Tampung Rezeki Tuhan

Diperbarui: 14 September 2019   15:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tandon Air Hujan Sederhana | cityofdubuque.org

Beberapa orang tidak akan belajar menghargaimu sampai mereka kehilangan dirimu

Mungkin tak ada yang lebih tabah dari hujan. Saat ia menghilang beberapa lama, ia begitu dinantikan datangnya. Namun, begitu ia datang, banyak juga yang mengeluhkan kehadirannya.

Memang, seperti kita yang seringnya baru sadar pentingnya kehadiran seseorang setelah ia pergi, seperti itu juga pada hujan, kita baru menyadari arti penting kehadirannya saat kekeringan melanda. Namun, kebanyakan manusia tidak belajar dari pengalaman itu. Ketika musim hujan kembali datang, kedatangannya kembali disia-siakan.

Maka dari itu, senyampang musim hujan belum datang, mari kita persiapkan penyambutan terbaik untuknya.

Cara Bijak Menyambut Musim Hujan

Bagi seorang muslim, turunnya hujan berarti turunnya keberkahan dari Tuhannya, seperti yang tertuang dalam Q.S. Qaf ayat 9: "Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam."

Jika kita menyadari betapa berharganya keberkahan itu, niscaya kita akan merasa sayang untuk melewatkannya begitu saja. Maka, menampungnya adalah salah satu bentuk ungkapan syukur atas pemberian-Nya.

Cara paling mudah untuk memanfaatkan keberkahan air hujan adalah dengan menyiapkan ember-ember berukuran besar untuk diletakkan di titik-titik talang air. Air yang kita tampung ini bisa kita pergunakan untuk beberapa kebutuhan. Misalnya, untuk mengguyur kloset, untuk mengepel teras yang terkena tempias, juga untuk menyirami tanaman saat hujan tidak datang.

Meski kelihatannya sepele, namun langkah ini setidaknya dapat menghemat penggunaan air tanah. Penghematan ini bahkan bisa merembet pada penghematan energi listrik. Bayangkan jika satu rumah bisa memanen sekurang-kurangnya 40 hingga 50 liter sekali hujan, berapa jumlah energi listrik yang bisa dihemat? Berapa kubik air tanah yang tidak terambil, dan bisa digunakan keesokan harinya?

Itu jika kita menggunakan cara paling sederhana.

Jika punya dana lebih, kita bisa membuat bak PAH yang lebih kompleks di rumah. Suami saya kebetulan adalah seorang arsitek yang beberapa kali menyertakan desain bak PAH untuk rumah kliennya. Bahkan, salah satu desain yang dibuatnya berhasil meraih Tempo Property Award 2005. Usulan penambahan bak PAH biasanya ditawarkan pada klien yang lokasi tempat tinggalnya kerap menjadi langganan banjir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline