Beranjak meninggalkan masa kanak-kanak menuju ke masa remaja seseorang akan melalui tahapan penting dalam hidupnya, dimana akan menghadapi proses pencarian identitas diri. Memasuki masa ini berarti seseorang mulai merasakan beberapa perubahan yang signifikan dari dirinya baik fisik maupun psikologis. Namun perlu diperhatikan bahwa saat ini telah memasuki era globalisasi yang menyajikan beragam kemudahan dan kemajuan melalui teknologinya, sehingga pengawasan dan perhatian pada remaja yang masih labil ini perlu ditekankan agar tidak menjadikannya menjurus ke hal-hal yang negatif.
Seorang anak yang beranjak remaja memerlukan dukungan dan pengakuan dari sekitarnya, terutama dari teman dan keluarganya. Orang tua menjadi sosok penting dalam membantu anak remajanya untuk belajar menghadapi dan melewati masa-masa sulit ini. Yang pada dasarnya seorang remaja akan bertemu dengan problem-problem baru sehingga membuatnya memiliki rasa penasaran yang tinggi, dan oleh karena itu remaja tidak segan untuk mencoba-coba segala sesuatu yang belum diketahuinya tanpa berpikir panjang.
Lingkungan menjadi salah satu faktor penentu bagaimana remaja tersebut berubah dan berperilaku. Terutama dari teman-teman sepergaulannya, kemungkinan besar apa yang dilakukan teman-temannya akan diikuti juga. Maka tidak heran jika kenakalan remaja saat ini cukup memprihatinkan, pasalnya sering kita temui remaja-remaja yang berkelakuan tidak sesuai dengan norma dan etika yang berlaku di masyarakat dan tidak jarang menimbulkan keresahan bagi masyarakat sekitar. Seperti berkelahi, tawuran, pencurian, balapan liar, dan lain sebagainya.
Disinilah peran bimbingan orang tua diperlukan. Menurut Zaini, A. (2013) orang tua berperan penting dalam perkembangan remaja, dukungan dan pengarahan dari orang tua menjadi dorongan tersendiri bagi remaja untuk melakukan suatu tindakan. Membantunya untuk berani berpikir dan menentukan dalam berperilaku mana yang benar dan mana yang salah sesuai dengan norma yang diterapkan. Didukung pula oleh tanggapan Zulkifli, A., dkk (2022) dimana proses bimbingan orang tua bersifat psikologis yang dapat membantu remaja dalam mengenal dirinya dan mampu bertanggung jawab dalam melalui dan mengatasi permasalahannya sendiri. Sehingga dengan selalu membimbing anak akan mengarahkannya dalam perilaku yang baik dan mencegah untuk mengulangi kesalahan yang sama.
Namun jangan menyamakan bimbingan pada remaja sama dengan anak-anak, walaupun terkadang sikapnya masih sama ketika anak-anak akan tetapi di usianya yang beranjak belasan tahun dan lingkungan pergaulannya yang tidak lagi sama dapat mengakibatkan pola pikir dan perilakunya mulai berubah dan didasarkan pada hal-hal yang lebih abstrak akibat dari perkembangan otaknya. Sehingga terkadang remaja akan melakukan apa yang dianggapnya menyenangkan tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi.
Sebagai orang tua perlu meklakukan pendekatan yang baik pada anaknya, terutama yang mulai memasuki usia remaja. Masa-masa ini sering dinilai sebagai masa yang sedikit menantang bagi orang tua, pasalnya anak akan mulai berani menolak dan memberontak dengan aturan atau arahan dari orang tua. Akan tetapi sebagai oang tua tentunya mengharapkan yang terbaik bagi anaknya.
Cara yang dilakukan orang tua dalam menyampaikan juga mempengaruhi diterima atau tidaknya saran tersebut, semisal dilakukan dengan meluangkan waktu sejenak antara orang tua dan anak, menggunakan kesempatan itu untuk saling bertukar pikiran dari sudut pandang orang tua maupun anak. Disini orang tua juga perlu untuk mendengar tanggapan dan keluh kesah anaknya, apabila tidak sesuai dengan apa yang orang tua harapkan dapat dijelaskan kembali dengan bahasa yang halus dan tanpa menyakiti perasaan anak.
Memang semua yang akan dilakukan anak akan kembali pada keputusannya sendiri dalam menentukan alur cerita hidupnya, biarkan anak untuk bertanya dan mencari jawaban atas pertanyaannya sendiri di lingkungan luar dengan bersosialisasi dan membaur dengan masyarakat. Dengan syarat tidak lepas dari pengawasan orang tua dan tidak melapaui batas agama maupun norma sosial yang berlaku.
Referensi :
Zaini, A. (2013). Urgensi Bimbingan dan Konseling Bagi Remaja (Upaya Pencegahan Terhadap Perilaku Menyimpang). Konseling Religi: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 4(2), 371-390.
Zulkifli, A., dkk. (2022). Strategi Bimbingan Orang Tua dalam Meminimalisir Penyalahgunaan Sosial Media pada Remaja di Gampong Bundar Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang. Afeksi: Jurnal Psikologi, 1(2).