Lihat ke Halaman Asli

Sistem Pemerintahan Khulafaur Rasyidin

Diperbarui: 24 Juni 2021   15:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(unsplash/ali-arif-soydas)

Meninggal nya nabi Muhammad menimbulkan kevakuman pemimpin yang hamper tidak mungkin digantikan oleh orang lain. Ia bukan hanya seorang pemimpin Negara (sebagai pemimpin Negara mungkin ada orang yang bisa menggantikannya), tetapi juga seorang nabi,pembuat undang-undang,guru spiritual dan pribadi yang mempunyai visi trasendental.

Dalam bahasa Arab kuno, terjemahan lazim untuk khalifah adalah pembantu atau wakil pelaksana. Jadi makna ini menunjukan kepada orang-orang yang diberi kekuasaan untuk melaksanakan sesuatu. 

Dari kata dasar pengganti atau wakil atau pembantu inilah khalifah Abu Bakar, Umar, Utsman serta Ali akhirnya menyandang gelar sebagai khalifah al Rasyidin yang mendapat bimbingan yang benar, karena mereka melaksanakan tugas sebagai pengganti Nabi Muhammad menjadi kepala Negara Madinah al Munawwaroh dan sebagai pembantu rakyat dan wakil pelaksana mereka dalam mengelola negara.

Baca juga : Sistem Manajemen Khulafaur Rasyidin

Sistem Politik Yang Dijalankan Pada Masa Khulafaur Rasyidin

Abu Bakar Al Shidiq: Politik Konsolidasi

Nama lengkapnya Abdullah ibn Abi Quhafaty at tamimi. Pada zaman sebelum Islam, ia bernama Abdul Ka'bah, kemudian oleh Nabi diganti dengan Abdullah. 

Ia mempunyai julukan Abu Bakar (pelopor pagi hari) sehingga nama ini yang banyak digunakan, karena ia menjadi pelopor masuk islam saat masyarakat Makkah masih dalam kegelapan Jahiliyyah. Gelar Al Shidiq diperolehnya karena ia segera membenarkan Nabi dalam berbagai peristiwa, terutama tentang peristiwa Isra' Mi'raj.

Masa kekhalifahan Abu Bakar berlangsung selama 2 tahun,11-13 H (632-634 M0,diawali dengan pidato yang memberi komitmen bahwa dirinya diangkat menjadi pemimpin umat Islam sebagai khalifah rasulillah,yaitu menggantikan Rasul melanjutkan tugas-tugas kepemimpinan agama dan kepemimpinan pemerintahan.

Perilaku politik lain yang dijalankan Abu Bakar adalah melakukan ekspansi. Ada dua ekspansi yang dilakukan pemerintahan Abu Bakar, yaitu:

  • Ekspansi ke wilayah Persia di bawah pimpinan Khalid ibn Walid. Dalam ekspansi ini (thn 634 M),pasukan Islam dapat menguasai dan menaklukkan Hirah,sebuah kerajaan Arab yang loyal kepada Kisra di Persia.
  • Ekspansi ke Romawi di bawah empat panglima perang,yaitu Ubaidah,Amr ibn Ash,Yazid ibn Sofyan,dan Syurahbil.
  • Ketika pasukan Islam sedang menghadapi peperangan di Front Sirian Damascus,Baalbek,Homs,Hama,Yerussalem,Mesir dan Mesopotamia, Abu Bakar meninggal dunia,Senin 23 Agustus 634 M, setelah menderita sakit selama beberapa hari. Dalam menjalankan politik pemerintahannya selama 2 tahun 3 bulan dan 11 hari, Abu Bakar mengedepankan aspek musyawarah untuk menyelesaikan berbagai persoalan, sehingga secara internal kondisi pemerintahnnya stabil.

Baca juga : Menghidupkan Semangat "Khulafaur Rasyidin" dalam Kehidupan Masa Kini

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline