Lihat ke Halaman Asli

Arini MaulidiaLia

Pendidikan Agama Islam

Pengertian Eksistensialisme dan Pemikiran 6 Tokohnya

Diperbarui: 1 Mei 2020   14:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hai gaes, saya kembali lagi untuk sedikit membahas tentang filsafat pendidikan Eksistensialisme. Apa sih Eksistensialisme itu? Eksistensialisme adalah sebuah aliran atau paham yang beranggapan bahwa manusia mempunyai kekuatan atau kebebasan dalam menentukan sebuah tindakan.

Aliran atau paham ini dibagi menjadi dua yaitu teitis dan ateitis.
a. Teitis beranggapan bahwa manusia itu dapat bereksistensi namun itu atas pengaruh kehendak Tuhan.
b. Ateitis Beranggapan bahwa manusia mempunyai kebebasan dalam bereksistensi itu terlepas dari kehendak Tuhan.

Dalam dunia pendidikan, filsafat pendidikan Eksistensialisme sangat berpengaruh dalam kemajuannya, salah satunya bisa dilihat dari implementasinya dalam sebuah ajang atau kompetisi.
Menurut paham eksistensialisme, tujuan pendidikan bukan hanya dalam hal dialog atau teori semata. Namun menekankan pada peserta didik untuk menjadi manusia yang kreatif, dengan cara menciptakan sebuah gagasan atau pikiran dalam kehidupan sehari-hari atau dalam lingkungannya sehingga dia dapat bereksistensi dilingkungannya masing-masing.

Pemikiran tokoh-tokoh Filsafat Pendidikan Eksistensialisme:
1. Jean Paul Satre
Beliau merupakan salah satu pencetus filsafat pendidikan eksistensialisme yang lebih menekankan pada kebebasan manusia. Dia beranggapan bahwa manusia mempunyai kebebasan untuk menentukan apa yang dia suka dan apa yang dipilih. Dalam dunia pendidikan dia berpendapat, bahwa peserta didik diharuskan percaya diri dengan adanya potensi yang dimilikinya.

2. Soren Kierkegaard
Menurutnya eksistensi manusia adalah eksistensi yang dipilih dalam kebebasan. Bereksistensi berarti bereksistensi dalam suatu perbuatan yang harus dilakukan semua orang untuk dirinya sendiri.

3. Martin Buber
Menurutnya Eksistensialisme yaitu nilai eksistensi manusia tidaklah murni dari individualis semata. Menurut dia dengan adanya relasi sesama maka dapat menunjukkan eksistensi dirinya dan teman relasinya tersebut.

4. Martin Heidegger
Menurut heidegger eksistensialisme lebih dikenal sebagai bentuk gaya berfilsafat, pokok utamanya adalah manusia tau bagaimana cara mengetahui keberadaanya ditengah makhluk-makhluk lainnya. Pemikiran ini sangat berhubungan dengan humanisme, dimana sikap manusia yang memanusiakan manusia. Dimana banyak manusia modern yang hanya memikirkan kuantitas, bersifat materialistik, dsb.

5. Karl Jesper
Ia memiliki pemikiran menarik yaitu manusia iti mempunyai kebebasan seutuhnya atau sebebas-bebasnya. Tetapi nanti pada ujungnya, manusia akan punya sebuah keterbatasan. Keterbatasan ada 4 yaitu:
1. Penderitaan
2. Perjuangan
3. Kebersalahan
4. Kematian

6. Gabriel Marcel
Macel ini multitalent (Dramawan, Sastrawan, Filsuf, dan Kritikus).
Ia mempunyai pemikiran hakikat keberadaan, yaitu mengerti atau memahami keberadaan dirinya dan orang lain. Meskipun Marcel merupakan yang paling muda tetapi Marcel dalam mengartikan filsafat eksistensialisme menggunakan metode klasik, seperti keberadaan, proses menjadi, Eksistensi.

Cukup itu saja yang dapat saya bahas dalam kesempatan kali ini.
Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline