Lihat ke Halaman Asli

Arini Saadah

Suka nulis, tapi tidak tahu apa yang hendak ditulis.

Bocah Perempuan

Diperbarui: 5 Oktober 2020   12:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Seorang bocah perempuan
Tampak membaca kitab suci
Di sebuah tempat yang gelap
Kudengar ia lancar melisankan
Dan menghafal huruf-huruf arab

Seorang bocah perempuan
Usianya masih lima
Tak pernah lupa sholat yang lima
Mulutnya,
Selalu mengucap mantra doa-doa

Bocah itu bergerak gesit
Tanpa dipaksa dan terpaksa
Tak seperti anak-anak lain di usianya
Laku belajar dan beribadah
Hanya atas kehendaknya

Seorang bocah perempuan
Kain menjuntai
Menutupi tubuh dan rambut ikalnya
Pandangannya ke bawah,
Namun matanya tajam saat  menatap
Begitu memukau,
Lemahkan musuh yang hendak menjeramah

Bocah itu
Selalu hidup atas kehendaknya sendiri
Ia memilih jalan hidupnya sendiri
Bahkan sejak pikirannya masih dini

Bocah itu mulai beranjak dewasa
Bocah itu semakin menawan
Bocah itu disukai teman temannya
Sekaligus dibencinya

Tak putus asa
Ia berkenalan dengan banyak orang
Dari tempat terbenamnya matahari
Hingga terbitnya
Tak segan ia juga bercinta
Dengan orang-orang yang dikenalnya

Bocah perempuan yang sudah bukan bocah itu
Selalu membaca dan menulis
Disampingnya tersedia banyak hidangan, lezat
Ia menelan semuanya penuh nikmat

Tanpa sadar
Hidangan itu membuatnya sakit
Perlahan menggerogoti jantungnya
Merobek hatinya
Mengoyak otaknya, dan
Ia terjatuh, lemas

Ada racun yang tak berasa
Semakin tak punya daya
Menghadapi kemelut perang di dalam dirinya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline