Lihat ke Halaman Asli

Arini Saadah

Suka nulis, tapi tidak tahu apa yang hendak ditulis.

Kisah Tragis 3 Jenderal yang Dibuang oleh Soeharto

Diperbarui: 24 Mei 2021   16:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Bapak Soehartoketika masa kepemimpinannya (kompas.com)

Loyalitas tanpa batas. Kisah tentang militer seringkali membosankan. Namun di balik ketegasan dan kepatuhan pada perintah komandan, ternyata ada cerita tragis yang menyelimuti kehidupan mereka.

Kisah ini salah satunya datang dari masa pemerintahan Orde Baru (ah, orba lagi, bosen sebenarnya bahas orba).

Rezim Soeharto yang berkuasa selama 30 tahun lamanya itu telah menempuh berbagai cara untuk mempertahankan kelanggengan kursi kekuasaan. Ia akan menyingkirkan apapun yang dianggap membahayakan dirinya. Meskipun harus membereskan para pendukungnya sendiri.

Pada zaman akhir-akhir revolusi, ada tiga 'King Maker' yang berusaha keras membantu Soeharto untuk mendapatkan posisi presiden menggantikan Soekarno. Ketiganya itu merupakan tentara yang yang berpengaruh, yakni Letnan Jenderal TNI Ahmad Kemal Idris, H.R Dharsono, dan Sarwo Edhie (bapak mertua Susilo Bambang Yudhoyono).

Baca juga : Jenderal Moersjid yang Hilang di Tengah Arus Deras Soekarno-Soeharto

Kisah tragis King Maker itu saya mulai dari cerita hidup Ahmad Kemal Idris. Sejarah mencatat ia memiliki peran penting dalam politik militer Indonesia. Pada era kepemimpinan Pemimpin Besar Revolusi, Kemal yang saat itu memimpin Kostrad berhasil menyingkirkan Soekarno dari kursi kepemimpinan.

Alasan Kemal tentu perlu dilihat dari sejarah yang panjang, sejak ia menjadi bawahan AH Nasution dalam percobaan mendesak Soekarno membubarkan parlemen hingga kebencian Soekarno terhadap Kemal karena kegagalan rencana Nasution tersebut.

Setelah membantu Nasution, justru Kemal juga membantu para perwira Siliwangi untuk menurunkan Nasution dari jabatan KSAD. Namun rencana itu gagal dan membuat Kemal bernasib semakain buruk, ia juga dimusuhi Nasution.

Akhirnya Kemal tidak mempunyai posisi dan kegiatan lagi di militer. Tetapi saat pimpinan Angkatan Darat dipimpin oleh Ahmad Yani yang menggantikan Nasution, Kemal pun ditarik lagi masuk ke militer.

Nah berselang waktu, Kemal menemukan dirinya menjadi perwira yang ditempatkan dalam jajaran kostrad pimpinan Mayjen TNI Soeharto. Pertemuan dengan Soeharto itulah yang membuat Kemal menjadi orang pilihan yang tepat, bagi Soeharto tentunya.

Kemal dikenal sebagai orang yang pemberani, anti-komunis, dan musuh bebuyutan Soekarno, tentu menjadi orang yang tepat untuk membantu Soeharto dalam operasi pemberantasan kekuatan Komunis dan penyingkiran Soekarno.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline