Lihat ke Halaman Asli

Satu Bahasa, Satukan Indonesia

Diperbarui: 20 November 2023   16:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penulis:

Arinda Oktariski Setyaningsih & Dr. Muhammad Rohmadi, M. Hum.

Pernahkah terpikirkan oleh kita tentang bagaimana jika dalam kehidupan tidak ada bahasa? Akankah komunikasi antara manusia dengan yang lainnya tetap berjalan? Adakah sesuatu yang dapat menggantikan peran bahasa?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut seharusnya menjadi bahan refleksi bagi kita semua sebagai pemakai bahasa. Dalam berkomunikasi tentu kita memerlukan bahasa sebagai sarana menyampaikan maksud dan tujuan dari suatu tuturan. Dengan kata lain, bahasa akan mempermudah segala aspek dan mobilitas manusia di dunia.

Kehadiran bahasa menjadikan manusia saling berkomunikasi sehingga mengetahui segala informasi yang sedang dibutuhkan. Pemakaian bahasa juga akan mempengaruhi budaya suatu bangsa dalam berpikir dan bertindak. Misalnya pada negara Indonesia yang memiliki ratusan bahasa daerah.

Bahasa daerah tersebut awalnya berasal dari tradisi dan warisan masyarakat setempat dalam kehidupan bersosial. Sejarah dan letak geografis juga mempengaruhi adanya keberagaman bahasa di Indonesia. Oleh karena itu, kedudukan bahasa daerah mencerminkan keadaan seluruh masyarakat di Indonesia.

Namun, masyarakat dalam kehidupan sehari-hari lebih dominan menggunakan bahasa daerah daripada bahasa nasionalnya sendiri, yaitu bahasa Indonesia. Bahkan terkadang masyarakat kurang memahami bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini sudah seharusnya menjadi perhatian bagi semua pihak, khususnya bangsa Indonesia.  

Bahasa Indonesia harus menjadi sarana untuk mempersatukan bangsa. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki wilayah geografis yang luas sehingga disebut dan dikenal sebagai lingua franca atau bahasa pengantar. Dengan demikian, masa depan negara Indonesia juga akan ditentukan oleh peran bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, tetapi tetap melestarikan bahasa daerahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline