Lihat ke Halaman Asli

Polemik Sebungkus Mie Instan

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mie instan, bukan hanya memberikan kenikmatan rasa yang bisa dijangkau oleh semua kalangan. Tetapi juga memberikan bumbu-bumbu polemik didalamnya.
Kontroversial pemakaian jingle iklan Indomie dalam pemilu presiden pada tahun 2009 misalnya. SBY menggunakan jingle iklan Indomie sebagai sarana kampanye karena jingle iklan Indomie bertema nusantara beliau tidak memikirkan pencitraan negatif yang ditimbulkan. Dengan menggunakan jingle Indomie sebagai sarana kampanye itu menandakan bahwa SBY mendukung import gandum yang dilakukan pemerintah. Gandum merupakan bahan pokok pembuatan mie instan yang bahannya harus didatangkan dari luar negeri. Jika pemerintah terus melakukan import maka akan terjadi inflasi terhadap perekonomian Indonesia dan juga akan merugikan para petani di Indonesia.
Indonesia merupakan negara dengan tingkat konsumsi mie instan tertinggi kedua di dunia setelah China. Dengan tingkat konsumsi mencapai 14,4 milyar per tahun atau sekitar 3 bungkus mie instan per orang. Apa kita harus bangga dengan prestasi tersebut? Padahal dengan meningginya tingkat konsumsi mie instan maka tingkat konsumsi akan beras atau bahan pokok lainnya berkurang. Hal itu menandakan bahwa daya beli masyarakat akan kebutuhan pokok rendah yang berarti bahwa kondisi perekonomian negara tersebut melemah.
Jika tidak segera diatasi, polemik sebungkus mie instan ini akan berdampak besar terhadap perekonomian negara kita. Dan masyarakat akan semakin bergantung terhadap keberadaan mie instan. Pernahkah mereka berpikir jika suatu saat nanti tidak akan ada mie instan lagi? Lalu apa yang akan dilakukan pemerintah?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline