Lihat ke Halaman Asli

Arinda Eka Savitri

Libatkan Allah SWT dalam setiap langkah mu

Aliran Pragmatisme dan Pemikiran Tokoh-tokohnya dalam Filsafat Pendidikan

Diperbarui: 30 April 2020   12:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

-Pengertian pragmatisme

Pragmatisme berasal dari bahasa yunani yang berarti bahwa ajaran yang menekankan tentang pemikiran mengikuti sebuat tindakan seseorang. Pragmatisme adalah aliran yang menekankan pemikiran  berdasarkan sebuah tindakan yang dilakukan ,secara istilah yaitu, aliran filsafat yang berpandangan kriteria kebenaran dan suatu hal itu pasti  mempunyai kegunaan bagi kehidupan dan pragmatisme bermanfaat bagi kehidupan praktis.

Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang terbukti, dengan melihat  akibat-akibat atau manfaat hasilnya secara praktis. Dengan demikian, bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting melainkan kegunaan praktis pengetahuan kepada individu-individu.

Dasar dari pragmatisme adalah logika pengamatan, karena yang ditampilkan manusia dalam dunia nyata adalah fakta individual, konkret, dan terpisah satu sama lain. Dunia ditampilkan apa adanya dan perbedaan diterima begitu saja. Karena representasi realitas yang muncul di pikiran manusia selalu bersifat pribadi dan bukan merupakan fakta-fakta umum.

Ide menjadi benar ketika memiliki fungsi pelayanan dan kegunaan. Dengan demikian, filsafat pragmatisme tidak mau direpotkan dengan pertanyaan-pertanyaan seputar kebenaran, terlebih yang bersifat metafisik, sebagaimana yang dilakukan oleh kebanyakan filsafat Barat di dalam sejarah.

Orang yang selalu mencari manfaat atau memanfaatkan orang lain itu adalah orang pragmatis. Orang pragmatis tidak melakukan apapun yang tidak berguna bagi diri dan lembaganya, karena baginya, sesuatu yang tidak berguna sebenarnya tidak benar.Sedangkan dalam konteks pendidikan. Pertama: semua pelajaran dan kurikulum diarahkan pada kegunaan masing-masing individu dan hafu memiliki manfaat praksia. Kedua: semua yang dilakukan harus berguna bagi lembaga pendidikan.

Kebenaran pragmatisme itu adalah kebenaran manfaat. Untuk mengetahui seberapa manfaat maka harus diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Bagi kalangan pragmatis, semakin banyak manfaatnya atau kegunaannya maka semakin benar.

-Pemikiran tokoh-tokoh pragmatisme

1. Charles Peirce  
Ia merupakan pendiri dan pencetus filsfat pragmatisme, ia lahir pada tahun 1839 di amerika. Pragmatisme sendiri berdiri pada tahun 1878, peirce tidak pernah menulis atau menyusun buku tentang filsafat, dia membentuk teori tentang arti yang menjelaskan tentang pikiran. Jadi menurutnya setiap kebenaran itu didasari dari pengalaman yang telah terjadi.

2. William James
James lahir di amerika pada tahun 1842 dan meninggal pada tahun 1910, ia adalah seorang penulis terkenal ia juga menulis buku tentang psikologi agama sehingga ia mendapat julukan bapak psikologi agama. Ia menyatakan bahwa tidak ada kebenaran yang berlaku umum yang bersifat tetap, pengalaman manusia itu terus berjalan dan pengalaman itu senantiasa berubah. Jadi pengalaman yang telah terjadi bisa menjadi pelajaran untuk kehidupan seseorang.

3. John Dewey
Menurutnya kurikulum pendidikan harus dirancang sesuai dengan kenyataan yang ada dan pembelajaran yang ia lakukan yaitu berfokus pada keaktifan siswa dan pengalaman. Dewey mengatakan bahwa pengalaman bukan suatu tabir yang menutupi menusia sehingga tidak melihat dunia. Pengalaman adalah satu-satunya jalan bagi manusia unuk belajar menjadi lebih baik atas apa yang telah ia lakukan sebelumnya. Dewey juga berpendapat yang menentukan tentang pemikiran di dalam diri seseorang adalah pendidikan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline